89. Keira POV

67 5 0
                                    

Aku duduk di teras rumah sambil merenungi kebaikan Tuhan di kehidupan keluargaku.

Tuhan...
Aku tak menyangka Tuhan memulihkan keluarga kami.
Aku tahu perselingkuhan yang dilakukan Ibu adalah dosa yang sangat besar,
Tapi begitu besar Kasih dan Pengampunan yang Ayah berikan pada Ibu, sehingga Ayah mau memaafkan perbuatan itu.

Aku harap keluargaku selalu dilingkupi damai sejahtera. Amin.

"Keira"

"Abram?"

"Kamu sedang apa? Kok gak masuk ke dalam?"

"Aku sedang ingin sendiri, dan membiarkan ayah dan ibu berdua" balasku sambil tersenyum

"Boleh aku menemanimu?"

"Duduklah"

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Aku sedang merasakan Kasih Tuhan yang senantiasa menyelamatkan Keluargaku. Aku sangat bersyukur bahwa Tuhan sanggup memulihkan keluarga kami. Meskipun perselingkuhan adalah dosa yang keji, tapi pengampunan dari-Nya lebih besar" jelasku

"Benar Keira. Aku turut senang melihat keutuhan keluargamu. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati" tambah Abram

"Terimakasih Abram. Terimakasih untuk segalanya. Terimakasih karena selalu disampingku."

"Sama - sama Keira. Aku harap ini menjadi kado natal terindah bagimu"

"Oh iya, aku belum sempat buka kado natal darimu. Kamu kasih kado apa? Aku belum bisa kasih kamu kado, habisnya kamu gak bilang2" gerutuku

"Tak apa Keira. Cukup berikan aku senyuman darimu. Itu kado terindah bagiku"

"Ihh gombal. Yasudah aku buka kadomu dulu yah"

Aku mengambil kado yang diberikan Abram kepadaku. Kemudian aku terkejut melihat isi kado tsb

"Abram? Ini untukku?"

"Ya Keira. Aku harap kamu menyukainya"

Ia memberikanku kalung emas putih dengan ukiran nama "Keira". Kemudian Abram memasangkannya di leherku

"Cantik" katanya

Apakah kalian tau jantungku berdetak lebih cepat?

"Selamat Natal Keira, aku mengasihimu" kata Abram sambil mencium keningku

Aku memeluk Abram sebagai tanda ungkapan terimakasihku padanya, tak terasa air mataku menetes,

"Terimakasih untuk semuanya"

"Jangan menangis Keira, aku disini"

"Aku terharu"

Abram tersenyum padaku. Senyuman yang sama sejak dulu, selalu penuh dengan ketulusan.

Abram menggenggam tanganku, dan berkata,

"Apapun yang terjadi di depan, kita hadapi sama - sama ya"

Aku mengangguk setuju dan memeluknya kembali.

Natal terindah adalah disaat kamu dapat berbagi kasih kepada orang yang kamu kasihi - Keira

God's First [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang