94. Abram POV

49 0 0
                                    

"Keira, terimakasih karena kamu sudah jujur depan papa mama" ujarku

"Iya Abram sama sama"

"Aku sangat mengasihimu Keira"

"Aku juga" balasnya

"Ada yang ingin kusampaikan kepadamu. Aku harap kamu mau mendengar dan menerima keputusanku"

Bagaimanapun juga aku harus mengatakannya.

Aku memberikan sebuah amplop kepadanya

"Aku akan mengambil beasiswa ke luar negeri Keira. Aku tak mungkin menolaknya karna itu adalah impianku sedari dulu. Di satu sisi, aku sangat berat ingin mengatakan ini... namun.. aku harus memutuskan.."

"Kamu ingin kita berakhir?" Tanya Keira

"Keira, aku tidak bermaksud seperti itu, kumohon dengarkan penjelasanku terlebih dulu"

"Terus? Mau kamu apa?"

"Ya kita harus menjalani hubungan jarak jauh, namun kamu harus bisa menerima bila aku tidak dapat terlalu sering berkomunikasi denganmu"

"Karena apa? Aku menjadi pengganggu ditengah pembelajaranmu? Begitukah"

"Keira, bukan seperti itu"

"Ok Abram. Jadi kapan kamu akan berangkat?"

"Lusa Keira

"Baik Abram. Kalau begitu, aku pamit pulang. Terimakasih untuk hari ini"

"Keira.."

Keira ini adalah pilihan sulit namun aku akan tetap mengejar beasiswa ini. Maafkan aku Keira

God's First [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang