72. Abram POV

89 4 0
                                    

Malam ini Steve sedang berkunjung ke rumahku. Karena tugas kuliah sudah selesai kami pun bersantai di gazebo. Kemudian, aku memperhatikan Steve yang sedang sibuk seperti memilih sesuatu, kemudian Steve bertanya kepadaku

"Bram. Besok Rena ulang tahun. Menurut lo, gue tampil casual atau santai aja?"

"Jadi diri sendiri aja. Besok acaranya jam berapa?"

"Hm oke. Gue mau tampil elegan buat Rena. Besok jam 7 malam. Lo dateng ya. Gue rencananya mau ngasih dia cincin"

Steve menunjukkan kotak cincin kepadaku.

"Kado ulang tahun?"

"Ya. Ini juga sebagai tanda kalau gue emang serius sama dia"

Steve benar - benar pria yang keren. Aku juga ingin sepertinya. Tapi, aku tidak tahu sampai kapan perasaanku kepada Keira dapat berbalas?

"Eh sekarang jam berapa?" tanya Steve

"Setengah sembilan" jawabku

"Gue chat Rena dulu deh, supaya dia gak pulang kemaleman"

"Dia kemana memangnya?"

"Ke Bar sama cewe incaran lo"

"Keira?" Tanyaku

Steve mengangguk.

"Astaga! Aku harus menghubungi Keira sekarang juga"

Steve menggelengkan kepala melihat sikapku

"Hah. Sudah 15 kali aku menelfonnya namun tidak diangkat juga?!?"

"Bram. Maklumin aja. Keira kan emang gitu orangnya. Ya positive thinkingnya aja siapa tau handphonenya di silent, negative thinkingnya paling dia males sama lo"

Keira apa kamu seperti yang dikatakan Steve?

"Yaudah bram. Gausah sedih gitu. Nih gue telfon Rena deh, siapa tau Keira masih sama dia"

Steve menghubungi Rena dan tak lama panggilan pun tersambung,

"Halo honey, udah pulang kamu? Ohh sama Keira. Are u drunk? No i'm not believe in you. Give this phone to Keira please. I wanna ask her"

Rena mabuk? Apa Keira juga?

"Halo? Kenapa? Kagak Rena gak mabuk. Cuman ngerokok aja tadi" jawab Keira

Rena merokok? Apa Keira juga?

Aku jadi semakin cemas

"Steve, boleh pinjam handphonenya sebentar saja? Aku ingin bicara dengan Keira"

Steve memberikannya kepadaku kemudian aku menyapanya

"Keira"

"Kenapa jadi handphonennya di lo?" Tanyanya kesal

"Kamu gak mabuk kan? Kamu ngerokok? Kamu sama siapa saja disana? Aku khawatir, aku menelfonmu namun kau tak membalas panggilanku" kataku jujur

"Ngapain lo nelfonin gue?"

"Aku khawatir" jawabku

"Lebay lo. Udahlah gue aman - aman aja disini. Penting banget buat lo tau" balas Keira dan panggilan pun berakhir

"Kenapa bram, ko udahan?"

"Keira memutuskan panggilan"

"Dasar itu cewek, gak bisa menghargai orang"

Aku hanya menunduk lesu.

"Yaudah deh bram, kalo gitu gue balik dulu. Besok gue harus bangun pagi mau kerumah Rena"

"Iya"

"Gausah dimasukin ke hati sikap Keira. Besok juga lo ketemu lagi. Yaudah gua cabut ya. Ortu lo udah tidur ya? Sampein salam gue, sorry gak izin pamit"

"Oke"

Ya benar...

Besok akan bertemu Keira lagi...

Aku harus tampil keren di acara besok!

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now