90. Abram POV

97 9 0
                                    

Aku mencari Keira yang tidak ada di dalam rumah.

Keira kemana?

"Sedang apa Abram?" Tanya Ayah Keira

"Aku sedang mencari Keira, apa dia di kamar? Aku tak melihatnya di dapur"

"Mungkin dia di teras, coba kamu lihat saja"

"Baik terimakasih om"

Ayah Keira benar, Keira sedang duduk di teras yang tampaknya sedang merenung.

"Keira" panggilku

"Abram?"

"Kamu sedang apa? Kok gak masuk ke dalam?"

"Aku sedang ingin sendiri, dan membiarkan ayah dan ibu berdua" balasnya sambil tersenyum

Astaga senyuman Keira, membuatku salah tingkah...

"Boleh aku menemanimu?"

"Duduklah"

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

"Aku sedang merasakan Kasih Tuhan yang senantiasa menyelamatkan Keluargaku. Aku sangat bersyukur bahwa Tuhan sanggup memulihkan keluarga kami. Meskipun perselingkuhan adalah dosa yang keji, tapi pengampunan dari-Nya lebih besar" jelasnya

"Benar Keira. Aku turut senang melihat keutuhan keluargamu. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati" tambahku

"Terimakasih Abram. Terimakasih untuk segalanya. Terimakasih karena selalu disampingku."

"Sama - sama Keira. Aku harap ini menjadi kado natal terindah bagimu"

"Oh iya, aku belum sempat buka kado natal darimu. Kamu kasih kado apa? Aku belum bisa kasih kamu kado, habisnya kamu gak bilang2" gerutunya

Haha keira lucu sekali saat sedang menggerutu seperti itu. Gemasnya!

"Tak apa Keira. Cukup berikan aku senyuman darimu. Itu kado terindah bagiku"

"Ihh gombal. Yasudah aku buka kadomu dulu yah"

Ia mengambil kado yang kuberikan kepadanya. Kemudian ia terkejut melihat isi kado tsb

"Abram? Ini untukku?"

"Ya Keira. Aku harap kamu menyukainya"

Aku memberikannya kalung emas putih dengan ukiran nama "Keira". Aku melihat kalung itu di toko dan sangat bagus sekali. Aku langsung membelinya dan menjadikannya sebagai kado natal untuk Keira. Kemudian kupasangkan di lehernya

"Cantik" kataku

Keira sangat cantik. Tak kuasa kucium keningnya.

"Selamat Natal Keira, aku mengasihimu" kataku sambil mencium keningnya

Keira membalas memelukku dan aku rasa dia seperti menangis,

"Terimakasih untuk semuanya"

"Jangan menangis Keira, aku disini"

"Aku terharu"

Aku tersenyum padanya. Kugenggam tangannya dan berkata,

"Apapun yang terjadi di depan, kita hadapi sama - sama ya"

Keira mengangguk setuju dan memelukku kembali.

Natal terindah adalah disaat kamu dapat merayakannya bersama dengan orang yang kamu kasihi - Abram

God's First [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن