68. Abram POV

81 3 0
                                    

"Emang lo bakal ngasih apa ke orang yang nemuin gantungan kunci itu?" tanya Steve

"Apa yang dia minta, gue turutin" Jawab Keira mantap

Benarkah? Wahhh ini kesempatan :)

"Ini punyamu. Kukembalikan. Tadi jatuh" kataku sambil memberikan gantungan kuncinya

Keira menatapku tak percaya...

"Kk..kok lo bisa nemu ini?" tanyanya

"Ya tadi aku menemukannya terjatuh saat kamu pergi meninggalkanku"

"Jadi lo mau ngasih apa ke Abram? Tadi lo bilang, akan menuruti permintaan si penemu gantungan kunci lo! Berani gak lo? Gitu gitu omdo lagi" tantang Steve

"Yaudah cepet mau lo apa?" tanyanya padaku

Apa ya? Belum ada ide yang terfikirkan

"Jangan yang susah!" sambungnya

Huh. Galaknya :(

"Nanti saja kuberitahu. Sepertinya kelasku sebentar lagi akan dimulai. Kami harus kembali" jawabku

"Bagus deh kalo gitu. Yaudah sana balik"

"Oke"

Aku mengajak Steve untuk bergegas keluar kelas. Sepertinya aku merasa ditatap Keira, aku melihatnya sekilas dan kulambaikan tangan ke arahnya,

"Yaela bram, dadah - dadahan segala" kata Steve

"Hehe"

"Jangan lupa tembak tuh"

"Ya. Mungkin di lain kesempatan"

Sesampainya di kelas, kami menunggu dosen dan beberapa menit kemudian perkuliahan pun dimulai.

---||---

"Baik perkuliahan selesai, jangan lupa nanti siang ada pre test sebelum praktikum dan siapkan semuanya dengan baik!"

"Baik pak" seru anak - anak

Setelah dosen keluar ruangan, aku menyempatkan waktu untuk belajar mempersiapkan pre - test.

Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara yg sepertinya kukenal

"Kei, ayo masuk" ajak Rena

Lho itu bukannya Rena? Ngapain dia kesini? Dia sendiri?

"Cie Keira, tumben kesini. Mau nyamperin Abram ya? Abram, itu ada Keira dateng" kata Steve

Wah ternyata dia bersama Keira, senangnya...

Keira membuang muka kepadaku dan berjalan mengikuti Rena,

"Paula, kok chat gue gak dibales sih" protes Rena

"Yaampun gue tuh gak sempat megang handphone! Tugas gue banyak banget" jawab Paula

"Nanti lo pulang jam berapa?" tanya Keira

"Gak tau deh. Kalian mau ngajak jalan ya? Liat nanti deh"

Hah? Jalan kemana?

"Yaudah deh kabarin aja ya" kata Rena

"Oke deh Yuk Ren, kita balik" ajakku

"Kok cepet banget?" tanya Paula

"Iya kami udah selesai kelas, jadinya mau balik aja" jawab Keira

"Oh gitu, yaudah deh" kata Paula

"Sayang aku pulang dulu ya. Kamu jangan terlalu capek, makan dulu" kata Rena ke Steve

"Iya honey makasih ya"

Ah andai Keira juga pamit pulang seperti itu :(

Aku menatap Keira dan masih berharap, namun sepertinya ia menyadarinya

"Ngapain lo liatin gue?" tanyanya

"Eh.. ngga. Gapapa" jawabku

"Mau diucapin juga kali Kei wkkwk" sahut Steve

"Udahlah ayo Ren balik" ajak Keira

"Oke"

Lho Keira benar ingin pulang? Aku harus mengantarnya!

"Tunggu!" Cegatku

"Mau ngapain sih lo!?"

"Aku antar kamu pulang"

"Dih gue balik sama Rena"

"Tapi,.."

"Mending lo makan aja sana, gak usah urusin gue. Bye" bentaknya

Keira...bisakah kamu menghargai usahaku sedikit saja...

Keira menarik Rena dan segera meninggalkanku

"Sabar ya bro. Emang dasar itu cewe gak tau diri. Udah diperhatiin, malah responnya gitu. Apalagi yang lo harapin dari monster kaya dia?"

"A..aku.."

"Jelas jelas lo udah baik banget, dianya malah menyepelekan lo gitu aja!"

"Yasudahlah, tidak perlu dibahas. Aku mau keluar sebentar"

"Mau kemana lo? Jangan bilang lo mau nguntit Keira ya?" tanya Steve curiga

"Ngga"

"Inget bram, suka boleh. Tapi pake logika. Jangan pake hati!"

"Thanks"

Aku pernah membaca quotes,

Bagaimana mungkin sesuatu yang tumbuh dari hati dipaksa oleh logika?

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now