5. Keira POV

469 40 0
                                    

Prang!

Suara piring pecah terdengar dari rumah itu.

"Shit! Gue baru juga pulang, udah perang dunia aja"

"Darimana kamu?" ujar ayahnya

Keira tak menjawab, dan langsung pergi ke kamar

"Anak kurang ajar, tidak patuh sama orang tua. Seperti ini anak didikanmu?" Bentak ayah ke ibu

"Kamu harusnya sadar, kamu saja tidak punya waktu ke anakmu sendiri" balas ibu sengit

"Aku benci dunia ini, aku benci kenapa aku dilahirkan. Aku benci mereka" tangisku

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!

Aku mendengar suara radio yang berkata seperti itu. Kemudian terdengar paduan suara yang menyanyikan lagu ;

Harap akan Tuhan, hai jiwaku!
Dia perlindungan dalam susahmu.
Jangan resah, tabah berserah,
Kar'na habis malam pagi merekah.
Dalam derita dan kemelut,
Tuhan yang setia, Penolongmu!
Harap akan Tuhan, hai jiwaku!
Dia perlindungan dalam susahmu.
Walau sendu, hatimu remuk,
Tuhan mengatasi tiap kemelut.
Ya Tuhan, tolong 'ku yang lemah
SetiaMu kokoh selamanya!

"Tuhan. Bila Engkau penolongku. Kenapa hidupku selalu berat? Kenapa tangis air mata harus kurasakan tiap harinya? Hatiku sakit dan pedih. Bila sukacita ada didalamMu, layakkah aku merasakan sukacitaMu?" doaku padaNya

Doa yang disertai dengan tangisan sudah menjadi kebiasaanku tiap hari. Luka ini begitu sakit kurasakan. Meski diobati, pasti akan selalu membekas

Adakah seseorang yang tulus mengasihiku?

God's First [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang