Prang!
Suara piring pecah terdengar dari rumah itu.
"Shit! Gue baru juga pulang, udah perang dunia aja"
"Darimana kamu?" ujar ayahnya
Keira tak menjawab, dan langsung pergi ke kamar
"Anak kurang ajar, tidak patuh sama orang tua. Seperti ini anak didikanmu?" Bentak ayah ke ibu
"Kamu harusnya sadar, kamu saja tidak punya waktu ke anakmu sendiri" balas ibu sengit
"Aku benci dunia ini, aku benci kenapa aku dilahirkan. Aku benci mereka" tangisku
Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!
Aku mendengar suara radio yang berkata seperti itu. Kemudian terdengar paduan suara yang menyanyikan lagu ;
Harap akan Tuhan, hai jiwaku!
Dia perlindungan dalam susahmu.
Jangan resah, tabah berserah,
Kar'na habis malam pagi merekah.
Dalam derita dan kemelut,
Tuhan yang setia, Penolongmu!
Harap akan Tuhan, hai jiwaku!
Dia perlindungan dalam susahmu.
Walau sendu, hatimu remuk,
Tuhan mengatasi tiap kemelut.
Ya Tuhan, tolong 'ku yang lemah
SetiaMu kokoh selamanya!"Tuhan. Bila Engkau penolongku. Kenapa hidupku selalu berat? Kenapa tangis air mata harus kurasakan tiap harinya? Hatiku sakit dan pedih. Bila sukacita ada didalamMu, layakkah aku merasakan sukacitaMu?" doaku padaNya
Doa yang disertai dengan tangisan sudah menjadi kebiasaanku tiap hari. Luka ini begitu sakit kurasakan. Meski diobati, pasti akan selalu membekas
Adakah seseorang yang tulus mengasihiku?
KAMU SEDANG MEMBACA
God's First [COMPLETED]
Spiritual"Aku akan selalu mendoakanmu supaya kamu berubah, juga aku akan terus mendoakan hubungan kita. Aku percaya Tuhan akan menyatukan kita, pada waktuNya" kata Abram "Dasar cowok gila, gua gak akan pernah suka sama lo sampe kapanpun itu! Dan please, gaus...