41. Keira POV

131 12 0
                                    

Brak!

Itu suara pintu mobil sengaja kubanting sebagai tanda kekesalanku padanya,

Tampak Abram yang terkejut akibat bantingan keras itu, dia seperti ingin berkata, namun dengan cepat aku menyela

"Eiiit, biar gue yang duluan ngomong. Lo nyetir aja, cepet keburu telat" kataku

"Baiklah, silahkan" katanya pasrah

"Apa maksud loe dengan semua ini? Kenapa loe bisa bisanya ngejemput gue dari rumah gue? Terus lo tau darimana alamat rumah gue? Dan lo? Lo kok bisa akrab sama ayah gue? Gue udah berapa kali bilang ke lo supaya GAK ikut campur kehidupan gue tapi kenapa lo masih aja selalu nongol dalam hidup gue? Hah!"

"Ya kan kita 1 kampus, pasti ketemu terus" jawabnya enteng

"Jadi kalau gue gak 1 kampus sama lo? Lo bakal GAK ada lagi di hidup gue?"

Dia tampak bingung harus menjawab apa,

"Ah udahlah gue capek ngomong sama lo! Bagi minum, gue haus"

Dia segera memberikan botol minumnya, dan lagi - lagi aku langsung menghabiskan air minumnya

"Loh kok dihabisin semua?" Tanyanya heran

"Ya kan tadi gue bilang, gue haus. Tuli lo?"

"Mm..maaf" jawabnya polos

"Eh lo diem aja, pertanyaan gue gak lo jawab!"

"Pertanyaan kamu banyak banget, aku bingung harus jawab dari mana"

"Apa maksud loe dengan semua ini? Kenapa loe bisa bisanya ngejemput gue dari rumah gue?"

"Ya aku pengen aja berangkat bareng sama kamu" jawabnya

"Biar apa?"

"Ya biar kamu bisa sampai ke kampus, coba kalau gak ada aku? Kamu pasti masih nunggu,-"

"Mau sombong lo?"

"Aku hanya bicara fakta"

"Terus lo tau darimana alamat rumah gue?"

"Paula"

Sial. Sepertinya Paula harus kuberi pelajaran!

"Lo kok bisa akrab sama ayah gue?"

"Ya aku datang dengan niat baik, dan syukurnya ayahmu menerimaku dengan baik. Segala tujuan yang bermaksud baik pasti akan dimudahkan"

Aku terdiam mendengar ucapannya

"Kenapa kamu diam? Ada jawabanku yang menyinggung? Kalau ada, aku minta maaf"

"Gak, gak ada"

"Oh ya. Kemarin aku bawain lontong kamu ke mama, dan syukurnya mama suka, mama pengen beli lontong lagi. Kamu jualan hari ini?"

"Gue gak jualan lagi"

"Kenapa?"

"Gue rasa lo gaperlu tau, gaada urusannya juga sama lo"

"Ya jelas ada lah. Aku sebagai pembeli dan kamu penjual, tentunya pembeli akan heran bila penjual,-"

"Bisa gak lo diem!"

"Mm..maaf"

"Soal Mira, dia gak jadi diajarin sama lo."

"Kenapa?"

"Bukan urusan lo juga untuk tau"

Dia terdiam, kemudian beberapa menit kemudian, dia kembali membuka obrolan,

"Keira, apa tadi pagi kamu melakukan saat teduh?"

"Jadwal gue malem, karna pagi gak sempet"

"Tadi aku saat teduh, dengan ayat alkitab Mazmur 145:8-9 bunyinya, TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya" terangnya

"Ya semua orang juga tau Tuhan itu baik, terus kenapa?"

"Ya aku harap, apapun masalah yang kamu alami atau terjadi di kehidupanmu, aku ingin kamu ingat bahwa Tuhan itu baik disetiap waktu"

Aku terdiam mendengar ucapannya. Dan tak terasa, kami sudah sampai di kampus,

"Abram" kataku tiba tiba

"Ya?"

"Thanks" kataku sambil tersenyum sedikit padanya

Abram benar, Tuhan baik disetiap waktu...

God's First [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang