"Huft. Emang dasar ya tuh cowok, makin lama makin sengklek otaknya" gerutuku
Tiba - tiba aku melihat Paula dan Rena yang tertawa cekikikan dari arah toilet.
"Woey kampret, gile lo ya, berani lo isengin gua!" Teriakku
"Wesss santai santai. Gausah dibawa emosi" kata Paula tenang
"Gimana gue gak emosi, kenapa dia bisa ikutan bareng makan siang sama lo? Hah?" Amukku
"Ya dianya kepengen makan bareng lo Kei" jawab Paula
"Ya tapi gak gitu juga caranya, udahlah, gua lagi muak sama kalian. Bye"
Aku pergi menuju kantin dekat kelasku.
"Lebih baik aku lihat hasil jualan lontongku"
Aku menghampiri penjual kantin, dan melihat daganganku masih banyak sisa
"Maaf ya neng, belum habis dagangannya, cuma dapet segini"
Ibu kantin memberikan uang sepuluh ribu padaku
"Pegang aja bu. Buat ibu"
"Loh tapi neng,"
"Kalau gitu, saya ambil dagangannya ya bu. Permisi"
"Neng makasih ya!" Teriak ibu kantin
-----
Aku duduk selonjoran didekat kelasku. Terserah orang mau bilang aku gembel. Aku tak peduli
"Hm. Gimana nih dagangan gue belum laku. Apa masih ada yang mau beli?"
"Aku mau" kata seseorang
Loh. Dia kan yang tadi makan bersamaku di kantin.
"Elo? Lo ngapain disini? Bukannya lo ada kelas?"
"Aku mau beli lontong. Semuanya"
Hah? Semuanya?
"Ss..semuanya?? Lo mau mukbang?"
"Iya" jawabnya cepat
"Ini buat aku semuanya" katanya sambil mengambil daganganku
"Dan ini buat kamu semuanya" lanjutnya sambil menyerahkan uang 100 ribu kepadaku
Aku masih terpaku dan tidak menyangka.
"Kalau gitu, aku balik ke kelas ya! Thanks lontongnya"
Dia meninggalkanku yang masih terpaku menatap kepergiannya
Cowo aneh itu kenapa selalu menolongku?
YOU ARE READING
God's First [COMPLETED]
Spiritual"Aku akan selalu mendoakanmu supaya kamu berubah, juga aku akan terus mendoakan hubungan kita. Aku percaya Tuhan akan menyatukan kita, pada waktuNya" kata Abram "Dasar cowok gila, gua gak akan pernah suka sama lo sampe kapanpun itu! Dan please, gaus...