60. Abram POV

97 4 0
                                    

"Kita pulang aja gimana?" ajakku

"Ko pulang sih?" Tanyanya heran

"Jangan lihat lagi ke arah ibu kamu"

"Memangnya kenapa?"

"Pokonya jangan"

Namun rasa penasaran Keira semakin jadi sehingga ia langsung menengok ke arah ibunya.

"Astaga ibu!" Teriaknya

Keira terlalu cepat menghampiri mereka, aku lengah dalam mencegatnya, kemudian tiba - tiba,

Plaak!

Keira menampar dengan keras pipi pria itu,

Astaga Keira, kamu nekat sekali!

"Keira apa yang kamu lakukan!!!!" bentak ibu Keira

Pria itu meringis kesakitan akan tamparan yang kuberikan,

"JUSTRU AKU YANG TANYA KE IBU!! APA YANG IBU LAKUKAN DENGAN PRIA INI BU??? DAN INI?"

Keira mengambil cincin yang terpasang di jari manis ibunya dan segera melepasnya,

"CINCIN APA INI BU?? HAH!!!"

"STOP KEIRA!! KAMU MEMPERMALUKAN IBU, KEMBALIKAN CINCIN ITU"

"APA KATA IBU? KEMBALIKAN?"

Lho lho Keira mau kemana?

Ia berlari keluar dan melempar cincin itu untuk membuangnya jauh - jauh.

"Maaf ibu, aku sudah membuangnya"

Dibuang?

Plaaak

"ANAK KURANG AJAR! BERANI BERANINYA KAMU MEMBUANG CINCIN ITU! KAMU TAHU SEBERAPA MAHALNYA CINCIN ITU?"

Ibu Keira mendorong Keira sehingga ia terjatuh...

Benar benar keterlaluan, aku harus menolong Keira!

Kemudian, kuulurkan tanganku padanya,

"Biar kubantu Keira"

Ia menerima uluran tanganku. Segera aku menopangnya berdiri dan merangkulnya

"Aku peringatkan pada Ibu, jika ibu ingin menikahi pria bajingan ini, kembalikan Mira kepadaku, setelah itu, aku tak akan mau berurusan lagi dengan Ibu" katanya sambil menunjuk pria itu

"Jaga ucapanmu!"

"Aku tak peduli, toh pria ini sudah merusak rumah tangga Ibu! Hei pria tua? Apa kau sudah bosan hidup? Maukah kau ku bunuh? Hah! Bajingan!" Keira mendorong pria itu hingga terjatuh

Astaga Keira benar benar wanita super!

"Satpam, usir mereka dari tempat ini" kata Pria itu

"Wow berani - beraninya Anda mengusir saya? Kau pikir kau siapa?" tantangnya

"Saya pemilik restoran ini" tegas pria itu

Sepertinya suasana akan semakin keruh, aku harus menghentikan ini!

"Keira, sebaiknya kita pulang" ajakku

"Gak bisa Abram! Urusan gue belum selesai" jawabnya

"Cepat usir mereka!" Perintah pria itu

"Ayo Keira kita pulang!" ajakku lagi

Aku pun menariknya dengan paksa menuju mobil,

"Lepasin gua bangsat" katanya sambil mendorongku

"Ngga Keira, kita pulang"

"Gue gamau pulang, urusan gue belum selesai. Jarang jarang gue bisa ketemu ibu gue Abram, please ngertiin gue!"

Ia tak kuasa lagi menahan dan tangisnya pun pecah,

"Anjing, kenapa harus nangis sih" katanya sambil menghapus air mata

Aku langsung memeluk Keira dan mengelus kepalanya

"Bila menangis membuatmu lega, menangislah"

Keira, aku tak sanggup melihat kamu menangis...

"Kenapa harus kaya gini sih!" Katanya

Aku masih terus menenangkannya

"Abram tolong bawa gue ke suatu tempat"

"Mau kemana?" tanyaku

"Terserah lo, asal jangan disini"

"Oke"

Setelah ia memasuki mobil, ia memejamkan mata, dan hening tercipta diantara kami berdua,

Keira... kamu wanita yang tegar...

Setelah sampai, aku mematikan mesin mobil dan Keira seperti tersadar kemudian membuka matanya

"Pantai? Kenapa kesini?" Tanya Keira

"Yuk turun, kita duduk disana" ajakku

Ia pun menurut dan duduk disampingku

"Keira, aku tidak tahu permasalahan apa yang menimpa keluargamu saat ini, aku hanya bisa berkata, saat kamu terjatuh sekalipun, jangan pernah meninggalkan Tuhan"

Aku terdiam sesaat, dan aku berlari ke mobil mengambil sebuah gitar dan kembali duduk disampingnya,

Alunan gitar pelan kumainkan dan aku bernyanyi

Bila kulihat bintang gemerlapan
Dan bunyi guruh riuh kudengar
Ya Tuhanku, tak putus aku heran
Melihat ciptaan-Mu yang besar
Maka jiwaku pun memuji-Mu
Sungguh besar Kau Allahku
Maka jiwaku pun memuji-Mu
Sungguh besar Kau Allahku

Setelah lagu selesai dinyanyikan, aku meletakkan gitarku dan menatapnya,

"Apakah kamu dapat mensyukuri semua yang terjadi?" Tanyaku

Ia terdiam

"Aku punya ayat alkitab yang sesuai untukmu. 1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu"

Keira tersenyum padaku

"Ayo nyanyi lagi, "maka jiwaku pun memujiMu, sungguh besar Kau Allahku" lanjutku sambil menyanyikan lagu rohani tsb

"Maka jiwaku pun memujimu, sungguh besar Kau Allahku" sambungnya menyanyikan lagu itu

Suara Keira indah sekali!

"Sudah lega?" tanyaku

"Lumayan. Terimakasih Abram untuk semuanya" jawabnya tulus

"Sama - sama. Keira, jangan sungkan meminta bantuan padaku, aku akan selalu ada di sampingmu. Kita hadapi ini sama sama ya" kataku sambil menggenggam tangannya

Keira, semoga kamu kuat menghadapi ini semua. Aku berjanji akan selalu ada untukmu~

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now