52. Abram POV

125 5 0
                                    

Aku dan Keira kembali ke kantin, namun sebelum itu, aku mengirimkan pesan kepada Steve supaya mereka tak perlu menunggu kami.

Aku dan Keira kembali ke kantin, namun sebelum itu, aku mengirimkan pesan kepada Steve supaya mereka tak perlu menunggu kami

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa saat kemudian, Keira tampak menggerutu

"Dih, seenaknya aja main ninggalin gue gini" kata Keira tiba - tiba

"Kenapa?" Tanyaku

"Ini nih si Rena, masa gak sabaran banget nungguin kita"

Kita? Ah senangnya mendengar kata itu

"Kita?" tanyaku lagi

"Ya. Kita. Gue dan lo. Siapa lagi coba?"

Kita. Aku dan kamu. Kata terindah yang pernah kudengar dari Keira

Aku terdiam menatapnya

"Ngapain sih lo ngeliatin gue gitu banget" ketusnya

"G..gak papa" jawabku

"Huft"

"Kamu kenapa?" Tanyaku heran

"Kesel, badmood, lo liat dong, masa makanan gue yang tadinya di meja itu, seenaknya diambil tanpa persetujuan gue" protesnya

"Yaudah pesen lagi aja yuk"

"Udah badmood gue makan soto"

"Mau makan diluar?" Ajakku

"Maksud lo?"

"Ya sekalian jalan - jalan"

"Modus lo"

Kenapa jadi modus?

"Kok modus?" Tanyaku heran

"Udah gue jajan es krim aja"

"Tapi aku lapar, gak cukup es krim" kataku

"Yaudah lo beli aja makanan yang lo mau, siapa juga yang ngajak lo ikutan makan es krim juga"

"Ya masa kamu cuma makan es krim doang"

"Peduli apa lo?"

"Huft. Peduli salah. Terus aku harus apa?"

"Yaudah ayo makan di luar" ajaknya

"Dimana?"

"Warteg"

"Lho kok?"

"Kenapa lagi deh, ayo cepetan!"

"Itu di kantin ada warteg, kenapa keluar makan di warteg juga?"

"Ya beda dong rasanya warteg si A dan warteg si B" jelasku

"Hmm baiklah"

Kami pun menuju parkiran

"Kok ke parkiran mobil sih?"

"Ya naik mobil. Ayo naik"

Ia segera naik ke dalam mobil. Di saat perjalanan, kami hanya terdiam, dan aku tersentak karna ia memanggilku,

"Abram!"

"Eh.. iya, kenapa?"

"Wartegnya yang didepan situ ya"

"Ohh..i..iya"

Sesampainya disana, ia segera memesan makanan,

"Bu, aku paket lengkap ya"

"Kalau masnya neng?"

"Lo mau apa? Paket lengkap itu nasi + telor + tempe + capcay. Mau gak lo?"

"Yaudah samain aja sama kamu"

"Bu paket lengkapnya 2"

"Oke neng. Minumnya apa?"

"Es Jeruk. Lo apa?" Tanyanya padaku

"Aku air hangat aja"

"Bu, es jeruknya 1, air angetnya 1"

"Oke neng"

Kami pun duduk dan siap menyantap makanan. Astaga ada sambal, aku harus menyingkirkannya.

"Ko dipisahin gitu sih, gak suka sambal lo?"

"Aku gak bisa. Takut sakit perut"

"Wkkwkwkwkwkw cupu lo, cuman seuprit gitu, takut sakit perut segala" tawanya meledekku

Apa? Dia bilang aku cupu? Aku tak terima!!!

"Aku gak cupu!!!" Aku gak berani ambil resiko"

"Ya sama aja cupu itu namanya"

"Gak!! Aku gak cupu!!" Tegasku lagi

"Coba buktiin. Lo makan tuh sambel, kalo berani sih wkwkkw"

Apakah aku harus berkorban lagi? Hiks.

Aku pun dengan hati - hati mencoba sambal itu,

"Lo makannya campur nasinya, biar gak ketara pedasnya"

"I..iya"

"Ihhh lama banget sih, sini deh gue suapin"

Apa? Keira mau menyuapiku?

Ia segera mencampur nasi dengan sambal dan mulai menyuapiku

"Aaaa.. buka mulutnya"

Astaga banyak sekali sambal yang dicampurnya! Semoga saja aku baik - baik saja!

"Pedesss" refleksku

"Lebay banget sih, dikit doang kok sambelnya"

"Pedes. Mau minum"

"Nih minum dulu"

"Aku gak kuat kalo makan sambel" kataku

"I..iya yaudah deh"

Kemudian kami menghabiskan makanan, dan setelah selesai, kami pun menuju mobil untuk kembali ke kampus.

Keira melihat wajahku yang tampak pucat

"Kenapa lo?"

"Gak.. gak papa"

Perutku sakit...

"Beneran gapapa, tapi muka lo pucat bgt"

Aku terdiam dan tak menjawabnya.

Akhirnya kami tiba di kampus, dan ku memarkirkan mobil ke tempat semula,

"Abram, thanks ya"

"Ii..iyaa"

"Yaudah gue ke kelas lagi ya"

Keira lekas meninggalkanku,

Aku harus menghubungi Steve sekarang juga!

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now