70. Abram POV

87 3 0
                                    

"Yasudahlah, tidak perlu dibahas. Aku mau keluar sebentar"

"Mau kemana lo? Jangan bilang lo mau nguntit Keira ya?" tanya Steve curiga

"Ngga"

"Inget bram, suka boleh. Tapi pake logika. Jangan pake hati!"

"Thanks"

Siang ini aku ingin makan diluar. Aku segera menuju parkiran dan pergi mencari tempat makan. Sesampainya aku disana, aku melihat anak kecil yang sedang membeli lauk,

Tunggu. Sepertinya aku mengenali anak ini. Mira?

"Mira?"

"A..abang Abram?"

"Kamu Mira adek Keira kan?"

"Iya bang. Abang sama Kak Keira? Mana?"

"Keira tidak bersama Abang. Kamu sendirian?"

"Iya bang. Sayang banget, padahal aku pengen ketemu Kak Keira"

"Ehm, Mira, kita duduk dulu yuk, kamu udah makan siang? Gimana kalau kita makan bareng?"

"Wah mau bang. Asyik" kata Mira senang

"Oke, kamu mau makan apa Mira?"

"Ayam goreng"

"Oke. Kakak pesan dulu ya, kamu duduk disitu"

Tak lama kemudian, aku membawakan makanan untuk Mira, dan kami makan bersama. Mira sangat antusias bercerita mengenai banyak hal, termasuk kehidupannya yang terpisah dari Keira

Semoga Keluarga Keira kembali utuh lagi.

Setelah selesai, kami pun keluar dari tempat makan tersebut.

"Abang, terimakasih ya. Aku senang bisa bertemu Abang. Oh iya titip salam buat kak Keira"

"Sama sama Mira. Baik, akan aku sampaikan"

Tiba - tiba aku merasakan pundakku ditepuk oleh seseorang,

"Lo ngapain disini?"

"Astaga Keira?!?" Teriakku

Kenapa Keira bisa ada disini juga?

"Biasa aja gak usah teriak"

"Haha kak Keira lucu" kata Mira

"Mira kenapa kamu bisa bersama Kak Abram?" Tanya Keira

"Aku baru saja makan siang, bersama Mira" kataku

"Bagaimana bisa?"

"Rumahku sekarang dekat sini kak. Aku beli lauk untuk ibu. Eh aku ketemu Abang Abram, terus abang ajak aku makan siang bareng deh" jelas Mira sambil menggandeng tanganku

Aku tersenyum melihat tingkah Mira

Ah senangnya, Mira sepertinya menyukaiku.

"Kak, aku harus pulang. Nanti ibu curiga kalau aku pulangnya lama" kata Mira

"Boleh kakak ikut? Diluar saja kok. Kakak ingin tau rumahmu yang baru"

"Iya kak"

"Aku antar saja" kataku

"Wahh abang mau antar Mira?? Asyikk"

"Ayo naik"

Keira menurut dan kami pun menuju rumah Mira. Ternyata, rumahnya tak begitu jauh.

"Itu kak rumah kami yang baru"

Keira memandang rumah mewah yang berdiri megah.

"Aku turun disini aja bang. Takut ketahuan ibu"

Aku menghentikan mobil dan Mira keluar dari dalam mobil.

"Mira, kakak masih kangen sama kamu" kata Keira

"Mira juga kak" balas Mira

"Yasudah lain waktu kita ketemu lagi ya Mira"

"Iya kak. Kalau begitu, Mira pamit ya kak. Terimakasih abang sudah mengantar Mira"

"Sama - sama Mira"

Mira pun pergi meninggalkan kami dan berjalan menuju rumahnya.

"Sampai kapan ini berakhir? Aku ingin keluargaku kembali utuh" kata Keira pelan

Kasihan Keira, aku harus menguatkannya!

"Keira, aku yakin Tuhan pasti mewujudkan doamu" kataku

"Terimakasih"

"Kalau begitu, aku antar kamu pulang ya"

"Bukannya lo ada kuliah?"

Hmm. Masih sempatlah. Yang penting Keira sampai rumah dengan selamat.

"Tak apa, masih ada waktu"

"Yaudah"

Kami terdiam beberapa saat, dan Aku pun membuka topik obrolan.

"Keira, besok kan hari libur, besok kamu ada acara atau hanya dirumah?"

"Penting buat lo tau?"

Huft, galaknya!

"Aku hanya bertanya saja. Bolehkah kamu menjawab?"

"Gue dirumah aja"

"Hm. Oke"

"Itu rumah gue udah mau nyampe. Gue turun disini aja" katanya

Kenapa dia minta turun disini? Rumahnya kan masih didepan sana.

"Tapi masih cukup jauh" balasku

"Gapapa. Daripada lo telat, ini aja udah mau jam 1. Mending lo balik aja, gue turun disini"

Yaampun. Keira ternyata perhatian sekali. Aku senang mendengarnya...

"Lo gak usah senyum senyum gak jelas gitu deh. Geli gue liatnya"

"Aku tidak menyangka kamu perhatian juga kepadaku. Aku sangat senang" kataku tulus

"Dih? Siapa yang merhatiin lo? Gue merhatiin jam, bentar lagi udah mau jam 1. Lo ga usah kepedean gitu kali" balasnya sambil membuang muka

"Apapun alasanmu. Aku yakin sebenarnya kamu memiliki rasa peduli, meski baru sedikit"

"Yaudah terserah lo deh. Udah ya gue balik. Bye" katanya sambil meninggalkanku

Meski bukan sekarang, aku yakin suatu hari nanti... Keira pasti akan membuka hatinya padaku...

Ya aku percaya itu.

God's First [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang