22 Abram POV

150 10 0
                                    

Sepeninggal Keira dariku, tak membuatku menyerah. Aku penasaran dia pergi kemana, lebih baik kuikuti saja.

Tampak dia seperti marah - marah sendiri.

"Huft. Emang dasar ya tuh cowok, makin lama makin sengklek otaknya" gerutunya

Kemudian terlihat Paula dan Rena yang tertawa cekikikan dari arah toilet.

"Woey kampret, gile lo ya, berani lo isengin gua!" Teriaknya

"Wesss santai santai. Gausah dibawa emosi" kata Paula tenang

"Gimana gue gak emosi, kenapa dia bisa ikutan bareng makan siang sama lo? Hah?" Amuknya

"Ya dianya kepengen makan bareng lo Kei" jawab Paula

"Ya tapi gak gitu juga caranya, udahlah, gua lagi muak sama kalian. Bye"

Sekesal itukah dia makan bersamaku?

Kemudian dia pergi, menuju kantin dekat kelasnya. Dia menghampiri penjual kantin, dan melihat sesuatu.

"Maaf ya neng, belum habis dagangannya, cuma dapet segini"

Ibu kantin memberikan uang sepuluh ribu padanya

"Pegang aja bu. Buat ibu"

"Loh tapi neng,"

"Kalau gitu, saya ambil dagangannya ya bu. Permisi"

"Neng makasih ya!" Teriak ibu kantin

Oh dia jualan lontong! Kalau begitu, aku beli saja, mama kan suka lontong!

-----

Dia duduk selonjoran didekat kelasnya. Tampilannya kumal, tapi bagiku, dia tetap terlihat cantik.

"Hm. Gimana nih dagangan gue belum laku. Apa masih ada yang mau beli?"

"Aku mau" jawabku tiba - tiba

"Elo? Lo ngapain disini? Bukannya lo ada kelas?" Tanyanya

"Aku mau beli lontong. Semuanya" kataku mantap

"Ss..semuanya?? Lo mau mukbang?"

"Iya" jawabku cepat

"Ini buat aku semuanya" kataku sambil mengambil dagangannya

"Dan ini buat kamu semuanya" lanjutku sambil menyerahkan uang 100 ribu kepadanya

Dia masih terpaku dan tidak menyangka.

"Kalau gitu, aku balik ke kelas ya! Thanks lontongnya"

Aku meninggalkannya yang sepertinya masih terpaku di tempat

Keira, semoga suatu saat nanti kamu bisa buka hatimu buat aku

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now