73. Keira POV

86 7 0
                                    

Jam 05.00 WIB

Aku terbangun dan duduk merenung mengingat perkataan Rena kemarin :

Yaampun Keira kenapa dimatiin telfonnya, dia itu peduli sama lo. Bisa gak lo hargain orang sedikit aja?

Aku merasa bersalah pada Abram. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku minta maaf? Hmm...nanti dia kegeeran lagi. Tapi, aku tidak tenang. Aku coba telfon saja deh

Panggilan tersambung

"Halo"

"...."

Kenapa dia tidak membalas sapaanku?

"Abram, tolong kalo gue ngomong itu dijawab!"

"I..iya Keira."

"Kok suara lo serak gitu? Lo kayak abis nangis kedengerennya. Lo nangis?"

"Tidak Keira"

"Jujur ke gue!" Desakku

"I..iya Keira"

"Nangisin siapa lo?"

"Kamu"

"Hah? Ngapain lo nangisin gue? Karena gue sengaja matiin telfon lo?"

"I..iya"

"Hm. Oke Abram, gue minta maaf"

"..."

Suara sesenggukan pelan terdengar dari sana

"Abram, udahlah please gue minta maaf"

"Hatiku masih sedih Keira"

Hmm sepertinya gue ada utang ke Abram, tapi apa ya? Oh ya! Gue inget.

"Oke gue akan kabulin 1 permintaan lo sesuai apa yang gue janjiin waktu lo berhasil nemuin gantungan kunci itu"

"Benarkah?"

"Iya Abram. Cepet lo mau apa?"

"Ke ulang tahun Rena bersamaku, dan saat disana jangan ucap kata gue - elo, tapi pake aku - kamu"

"Okey. Gampang itu. Btw, lo udah beli kado buat Rena? Lo mau bantu gue cari kado gak?"

"Oke Keira. Aku jemput kamu sebentar lagi ya"

"Lo sarapan disini aja. Gue masakin nasi goreng buat lo"

"Benarkah? Aku senang mendengarnya"

"Iya. Hati - hati di jalan ya. See you"

Aku mengakhiri panggilan itu.

"Astaga aku lupa untuk saat teduh!"

Aku pun mengambil Alkitab dan buku renungan rohani. Ayat hari ini terambil dari,

Kolose 3:15a
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu

Aku sadar selama ini aku selalu bersikap seenaknya pada Abram. Padahal Abram selalu baik kepadaku. Aku harus berdamai dengannya dan belajar untuk menghargainya...

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now