87. Keira POV

96 6 1
                                    

Hai semua!
Maaf baru update lagi.
Btw aku nulis ini pas aku lg sakit. Tapi aku gamau sakit dan lemah gitu aja, karena dalam kelemahanlah kuasaNya semakin sempurna.

Selamat membaca😀 *aku saranin kalian baca part ini sambil dengerin lagu "Sperti Bapa Sayang Anaknya"

----

25 Desember

"Selamat Natal Tuhan Yesus" seruku di pagi hari kala aku terbangun

"Selamat Natal Ibu dan Mira" lanjutku sambil memegang foto keluargaku

Aku mengambil alkitab dan melakukan saat teduh, tak lupa aku berdoa padaNya

"Tuhan, terimakasih atas kesempatan merayakan natal di hari ini. Meski Ibu dan Mira meninggalkan kami, aku tak hentinya berdoa semoga ada keajaiban yang dari padaMu. Kiranya damai natal menyelimuti hati kami senantiasa. Amin"

Setelah selesai saat teduh, aku mendapat panggilan masuk dari Abram,

"Halo"

"Selamat Natal Keira"

"Selamat Natal juga Abram"

"Apa kamu sudah saat teduh?"

"Sudah barusan. Kamu kenapa nelfon?"

"Aku boleh merayakan natal bersamamu?"

"Hm. Boleh"

"Kalau begitu, kemarilah. Aku sudah menunggumu di ruang tamu"

Hah??? Sepagi ini Abram sudah dirumahku??

Saat kutengok ruang tamu, tampak Abram yang berbincang dengan Ayah, aku pun menghampiri mereka

"Pagi Ayah"

"Pagi Keira. Abram sudah lama menunggumu, ia ingin merayakan natal bersama kita"

Abram menyapaku dengan senyum,

"Pagi Keira. Aku datang kesini untuk merayakan natal bersamamu. Oh iya, aku bawakan kado natal untukmu. Kamu terima ya!"

"Astaga Abram, gausah repot - repot gini deh"

Abram mendekatiku dan berkata,

"Selamat Natal Keira. Aku mengasihimu selalu"

Aku melihat ketulusan dari sorot matanya,

"Terimakasih Abram" ucapku

"Sama - sama Keira"

"Kalau gitu, aku siapin sarapan dulu ya" kataku

"Biar kubantu Keira"

"Gak usah. Lo kan tamu, duduk manis aja sama Ayah nungguin. Ok?"

"Tak apa Keira, aku hanya ingin membantumu"

Abram mengikutiku ke dapur dan membantuku menyiapkan sarapan,

"Abram. Makasih ya"

Ia tampak heran mendengar perkataanku,

"Trimakasih untuk apa, Keira?"

"Untuk setiap ketulusan yang kau berikan padaku" balasku

Tiba -tiba Ayah datang menghampiri kami dan berkata,

"Keira, ada yang ingin bertemu denganmu, ia sudah menunggu di teras"

Aku penasaran siapa yang datang?

"Ibu?"

"Keira"

"Kak Keira!" Mira memelukku erat.

"Mira, apa kabar sayang? Kakak kangen banget sama kamu" kataku sambil membalas pelukan Mira

"Mira juga kangen sama kakak dan Ayah. Selamat natal kak Keira, apa Mira boleh merayakan natal bersama dengan Ayah dan kakak?" Tanya Mira

"Selamat natal juga Mira. Boleh sayang, kita natalan bersama ya. Yuk masuk" ajakku

"Keira, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Ibu dengan hati - hati

"Ehm. Baiklah. Mira masuk dulu saja ya, kakak mau ngobrol sama Ibu dulu. Ok?"

"Oke ka"

Setelah Mira masuk ke dalam rumah, aku duduk bersama Ibu dikursi yang ada di teras,

"Selamat Natal Keira"

"Selamat Natal Ibu"

Mengapa aku terasa sangat canggung bersama Ibu kandungku sendiri?

"Keira, pertama - tama, Ibu ingin meminta maaf atas semua perbuatan dosa yang ibu lakukan kepadamu. Ibu salah dan ibu mohon kamu berkenan untuk memaafkan ibu. Ibu terlalu mencintai hal duniawi bahkan sampai rela meninggalkan keluarga yang sangat menyayangi Ibu. Di hari natal ini, Ibu sangat ingin kembali bersama kalian. Apakah..."

"Aku sudah memaafkan Ibu" balasku cepat

"Keira"

Aku memeluk Ibu sambil menangis,

"Ibu, mungkin semua yang ibu lakukan waktu itu merupakan kekejian di mata Tuhan. Tapi Keira bersyukur, Tuhan memberikan kesadaran kepada Ibu. Kiranya Tuhan yang senantiasa memulihkan kehidupan kita ya bu."

"Amin Keira. Terimakasih sayang. Ibu bersyukur karena kamu mau menerima Ibu kembali"

Ayah dan Abram menghampiri kami,

"Keira" panggil Ayah

"Ayah. Apa ayah sudah mengetahui ini semua?"

"Sudah nak. Ibu menemui ayah lebih dahulu, dan ibu berniat untuk kembali lagi bersama kita"

"Aku ingin memeluk ayah dan ibu sekarang juga" pintaku

Kami pun berpelukan, tangis haru tak dapat kutahan lagi.

"Selamat natal Ayah. Selamat Natal Ibu"

"Selamat Natal Keira"

S'perti Bapa sayang anakNya
Demikianlah Kau menuntun langkahku
Hari depan, indah Kau beri
RancanganMu yang terbaik bagiku

God's First [COMPLETED]Where stories live. Discover now