Then, Can I Call Your Name?

Começar do início
                                    

Kali ini Seungyoun menggeleng. Matanya yang semula terlihat masih mengantuk mulai terbuka sepenuhnya, menatap Seungwoo penuh pancaran menyenangkan yang kian membuat darah dalam diri Seungwoo berdesir.

"Mau masak sendiri?" Seungwoo bertanya. Ia membawa dirinya agak duduk bersandar pada tempat tidur, membiarkan kepala Seungyoun bersandar di dadanya, sementara satu tangannya merangkul bahu Seungyoun lembut dan satu tangannya yang lain mengusap tangan Seungyoun yang memeluk pinggangnya.

Seungyoun mengangguk. Ia mendongak sedikit dan menatap tepat ke dalam netra elang Seungwoo yang tajam. "When you're with him, do you call his name? Like you're do when you with me, does it feel the same?" tanyanya lirih.

Satu tangan Seungyoun naik menyentuh rahang tegas Seungwoo, mengusapnya perlahan seakan meminta jawaban atas pertanyaannya. Namun satu-satunya jawaban yang diberikan Seungwoo hanyalah ciuman lembut di bibir Seungyoun, seakan membungkam bilah merekah itu untuk kembali bertanya dan Seungyoun hanya diam, seakan terhanyut dalam tiap halus lembutnya ciuman Seungwoo.

..................................... [[💌🕊]]

"Hai, dear."

Seungyoun menjauhkan sedikit wajahnya saat kedua lengan Seungwoo melingkar dan sebuah kecupan diberikan di pipi kanannya, dilanjutkan dengan kecupan-kecupan kecil di leher jenjangnya. "Dok, jangan di sana. Saya nggak mau pakai plester luka ke mana-mana lagi," protesnya.

Namun Seungwoo tidak mengindahkannya. Ia tetap mengecupi leher jenjang Seungyoun, dengan kedua tangannya yang masih melingkar di pinggang sang pujaan hatinya. "Kenapa?" tanyanya.

"Kenapa?" Seungyoun balik bertanya dengan nada memprotes. Ia masih berusaha menjauhkan lehernya dari jangkauan Seungwoo, namun Seungwoo justru membalikkan tubuhnya, membuatnya berhadapan dengan pria itu saat ia tengah sibuk menyiapkan omelet. "No more kisses."

Seungwoo tertawa ringan. Ia mengecup kedua pipi tembam Seungyoum bergantian, membuat lelaki berwajah androgini itu semakin mencebik kesal. "Bad mood, dear?" tanyanya menggoda.

Seungyoun memalingkan wajah, sebisa mungkin berusaha menghindari tatapan Seungwoo.

"Dear?"

Seungyoun masih memilih mengacuhkannya.

"Love?"

Tetap pada pendiriannya, Seungyoun hanya diam. Bahkan bibir tipisnya terkatup rapat dan matanya enggan membalas tatapan Seungwoo.

"Foxy?"

Kali ini Seungyoun menatap Seungwoo dengan mata memincing sebal. Tangannya bergerak memberi cubitan kecil yang membuat pria tampan di hadapannya mengaduh kesakitan, kemudian tertawa ringan. "I'm not your foxy," protesnya.

"Oya?" Seungwoo membawa dirinya semakin mendekat, memutus jarak antara dirinya dengan Seungyoun. Namun Seungyoun memberi jarak dengan kedua tangannya yang mencengkram kedua bahu Seungwoo.

Seungyoun menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. "Kita ini... apa?" tanyanya.

"Menurut kamu?" Seungwoo merespon pelan sembari merengkuh pinggang Seungyoun dengan salah satu tangannya.

Kedua tangan Seungyoun terangkat menyentuh kedua sisi wajah Seungwoo, mengusap rahang tegas pria itu perlahan, sementara matanya menatap lurus ke dalam netra Seungwoo yang tajam. "Can I call your name? Seungwoo? Han Seungwoo?"

Hening sejenak. Seungwoo tidak langsung menjawab pertanyaan Seungyoun. Ia hanya memainkan helaian rambut hitam Seungyoun yang jatuh ke dahi lelaki itu, kemudian sambil tersenyum, ia mengangguk. "Call me Seungwoo, as you want, dear."

Seungyoun meragu sejenak, tapi kemudian saat ia melingkarkan kedua tangannya di leher Seungwoo, bilah bibirnya menyebut nama Seungwoo begitu lirih, terdengar agak sungkan. Namun Seungwoo hanya tertawa ringan menanggapinya.

"Jangan merasa nggak enak, dear. I'm yours. Panggil aku sesuai apa yang kamu mau." Seungwoo mengusap pipi Seungyoun lembut dengan punggung tangannya, kemudian memberi kecupan kecil di sudut bibir Seungyoun.

Sambil tersenyum samar, Seungyoun mengangguk. "Han Seungwoo?" panggilnya.

"Yes, dear?"

Seungyoun menggeleng. Ia membawa dahinya bersentuhan dengan dahi Seungwoo, membiarkan kedua tangannya terkalung di leher Seungwoo dan membiarkan Seungwoo kian merengkuh lebih dekat pinggangnya.

"Dear, I love you."

Seungyoun membiarkan netra indahnya bertemu tatap dengan netra tajam Seungwoo. Ia memandangnya lekat selama beberapa saat, kemudian memberi kecupan kecil di pipi kiri Seungwoo. "Love you too...?"

Selamat siang hehehe...😈🌹💙

Hari ini benar-benar tidak bisa diprediksi. Jangan lupa makan siang ya...😈🌹💙

COASS COOPERATE 4.0 (Part of 2.0 and 3.0)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora