Chapter 94

1K 133 72
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

"Dah" Bela melambai ke gue dari arah pintu yang gue balas senyuman dan lambaian juga.

"Gue datang lagi besok" Saut Billy menatap lurus ke arah gue lalu menutup pintu.

Ya si Billy sebenernya gak ngomong ama gue tapi ama nih orang yang duduk di kasur tepat di belakang gue.

"Lo gak mau balik?" Tanya Dafa ngebuat gue menoleh lalu memutar badan gue ke arah dia.

"Ya, bentar lagi. Ngumpulin niat bentar" Balas gue sembari menguap.

Jika di tanya kenapa gue gak balik bareng Bela alasannya karena gue harus ke rumah Papa. Jadi ya, Bela balik di anter Billy karena si Billy juga sekalian mau balik.

Ngomongin Billy kayaknya yang di bilang Kak Dayen bener, mukanya keliatan berantakan banget. Memang hal paling berat itu kalo mental jatuh, ck ck ck kasian...

"Rakel..." Dafa memanggil ngebuat perhatian gue kembali ke dia.

Gue mengernyit dengan sorot mata bertanya, kenapa dia manggil gue. Gak langsung ngejawab, Dafa diam beberapa saat seolah lagi memikirkan sesuatu dan gak lama dia noleh ke gue dengan tatapan serius.

"Bergabunglah dengan Hellura" Ajak Dafa yang seketika ngebuat gue diam membeku.

Apa? Apa gue gak salah dengar? Dia nawarin gue masuk ke Hellura kan ya? Eh... Apa Dafa masih mau berjuang? Heehhh—eh, ah hampir aja gue kesenengan ampe lupa ama janji gue dan Bang Tian.

Gue menggeleng pelan "Maaf, tapi gue udah janji ke bang Tian buat gak ngelibatin Hellura" tolak gue dengan perasaan menyesal.

Rugi banget gue nolak Hellura, tapi gue juga gak bisa ngelupain permintaan bang Tian. Dia... Mau Hellura hidup normal, gue yang banyak masalah ini gak mungkin ngerenggut kehidupan normal mereka...

"Hellura sudah terlibat sejak dulu..." Ucap Dafa membuat gue diam sejenak, jelas keliatannya Dafa gak mau menyerah.

Dia bener-bener mau gue gabung? Ya kalo begini gue mau sih, tapi tetap aja... Hahh...

"... Gue gak tau" akhirnya cuma ini jawaban yang bisa gue berikan.

Dafa menatap gue jengah "Rakel lo gak berpikir untuk bergerak sendiri kan?" Tuduhnya dengan ekpresi waswas.

Yah awalnya sih gue ada niat begitu tapi untungnya gue masih waras.

"Ya nggaklah, gue berencana untuk ngerekrut Twoll" Elak gue dengan nada sewot.

"Apa?" Gue mengedipkan mata gue beberapa kali saat mendnegar nada tak suka dari Dafa dan saat gue lihat ekspresi Dafa keliatan gak terima dengan ucapan gue "Gue gak setuju, ngerekrut Twoll sama aja dengan lo berjuang sendirian. Gue gak setuju, kenapa lo gak nerima Hellura aja?!" Lanjut Dafa dengan nada suara berat dan serak.

Gue menghela nafas "Kalaupun gue nerima Hellura, tetap aja itu gak memperbesar peluang kita menang" Balas gue.

Ya gue tau, sebenarnya Twoll adalah pilihan yang buruk terutama dengan tidak adanya Logan di Twoll lagi. Merekrut Twoll sama aja dengan memelihara pengkhianat di sisi gue. Tapi saat ini yang gue butuhin hanyalah mereka yang bisa menutupi jumlah Hellura, gue gak ngeharapin hal lebih dari mereka.

"Twoll juga sama aja, mereka gak akan nguntungin lo sama sekali. Sebentar lagi Garagas dan Valcer akan bentrok, lo dan gue pasti tau siapa pemenangnya di sini. Jika Valcer berhasil berada di genggaman Garagas, maka semua yang lo lakuin hanya akan sia-sia" Ucap Dafa lagi menentang keras pilihan gue dan sialnya semua alasan dia menentang gue gak bisa gue sangkal.

RELLAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang