Chapter 93

851 126 53
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Keesokan harinya, Rakel masuk sekolah seperti biasanya untuk kemarin... Ia benar-benar menghabiskan seharian di rumah Aston, bahkan ia tidak latihan sama sekali dan hanya bersantai menikmati perhatian dari kedua kakak Aston.

Dan dari apa yang terjadi kemarin, Rakel jadi mengetahui sesuatu. Sikap Anne dan Anna akan langsung kembali dingin dan sinis jika Papanya ada di sekitarnya.

Entahlah, Rakel tidak tau kenapa mereka bersikap seperti itu, tapi yah Rakel lebih senang jika mereka bersikap seperti itu.

Karena hal itu jugalah, hari ini suasana hati Rakel sangat baik. Rakel mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk untuk menulis.

Dan saat ia mendongak tatapannya langsung tertuju pada Bela yang sedari tadi melihatnya menulis, Ya Rakel masih menyalin catatan Bela karena itulah ia sering bersama Bela.

Melihat Rakel yang tiba-tiba menatapnya, Bela balik menatapnya dengan sorot bertanya 'Apa?'.

Rakel tak menjawab dan hanya diam sembari memicingkan matanya, memiringkan kepalanya meneliti setiap inci wajah Bela membuat Bela mengernyit bingung, yah awalnya bingung tapi lama kelamaan Bela jadi kesal di tatap seperti itu.

Bela mengangkat salah satu buku Rakel, sebagai bentuk ancaman jika anak itu tidak berhenti menatapnya.

Melihat itu Rakel langsung menyengir "eh? Hehehehe, muka lo kenapa Bel? Lo gak cukup tidur apa gimana? Ada yang ganggu lo lagi?" Tanya Rakel bersuara, mendengar pertanyaan Rakel Bela tertegun beberapa saat lalu mendengus.

"Ini gara-gara lo" dengus Bela kembali meletakan buku yang ia angkat tadi.

Rakel mendelik "Lah emang gue ngapain?!"

Bela lagi-lagi mendengus "Karena lo udah ngasih gue hidup lagi, ya gue ngerasa gak enak kalo gak ngapa-ngapain. Jadi sekarang... Gue punya tujuan" ucapnya dengan ekspresi kesal seolah ia terpaksa, padahal bagi Rakel wajar untuk setiap orang punya tujuan, iyakan? Tapi ya walau gitu Rakel wajarin aja, ini Bela.

Cewek yang gak punya keinginan apapun, hidupnya flat, tapi cobaannya banyak banget. Jadi yah sudahlah.

"Tujuan?" Ulang Rakel lalu senyum miring tercetak di wajahnya ".... Menikah dengan gue?" Balas Rakel bercanda dan saat itu ekspresi Bela berubah jijik seketika.

"Nggak monyet! Bukan itu!gue lagi nyari tau soal orang tua gue. Gue gak mungkin lahir tanpa orang tuakan? Gue cuma mau tau kenapa orang tua gue ninggalin gue di panti asuhan" protesan dan penjelasan langsung di berikan oleh Bela, Rakel jadi nyesek juga di tolak mentah-mentah mana di kata monyet lagi tapi bukan itu yang menarik perhatian Rakel dari kata-kata Bela.

Senyum jahil Rakel seketika hilang setelah mendengar ucapan Bela.

"Panti asuhan? Lo pernah tinggal di panti asuhan?" Tanya Rakel dengan tatapan tak menyangka, Ya Rakel tau Bela tinggal sendirian tapi ia tak menyangka gadis itu pernah berada di panti asuhan.

Harus kalian ketahui di kedua kehidupan Rakel sebelumnya, ia jarang bertemu Bela. Bahkan di kehidupan pertamanya ia tak pernah bertemu Bela sama sekali, jadi... Rakel tidak tau apapun soal Bela.

Bela menghela nafas dan mengangguk "Ya, tapi waktu umur gue 10 tahun ada om-om yang ngeadopsi gue. Yah, rumah yang gue tinggalin sekarang itu rumah yang di kasih om om itu" jawab Bela.

"Terus om-om nya gimana? Gue kira lo tinggal sendiri"

Bela menghela nafas sembari memainkan pulpen Rakel.

"Ya emang, gak sampe sebulan dia ngeadopsi gue dia tiba-tiba aja pergi" ucap Bela, mendengar itu Rakel memundurkan tubuhnya ia menyentuh punggung kursinya dengan helaan nafas tak percaya.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now