Chapter 54

853 114 34
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙



"Hiks...Hiks...Hiks...hiks... Sakit... Hiks... Sakit..."

Gue berbalik saat mendengar suara tangisan yang sangat memilukan.

Kak Lexa....

Gue memandang kak Alexa yang sekarang membelakangi gue.

"Kenapa lo gak nyelamatin gue?" Tanyanya dan perlahan ia berbalik menatap gue dengan muka yang sudah dj penuhi air mata.

Gue hanya menatap wajah kak Alexa yang kini menangis menatap gue dan tak lama ekspresi sedihnya berubah marah, ia melotot ke gue dan tak lama separuh wajahnya berubah hancur dan memgeluarkan banyak darah.

"Kenapa lo gak nyelamatin gue?! Ini semua salah lo!" Ia mendekat ke gue lalu mencekik leher gue "Harusnya lo yang mati. Lo harusnya mati! KENAPA LO GAK NYELAMATIN GUE?! KENAPA?! KENAPA?! KENAPA?!"

Klang!

Gue membuka mata gue dan mengerjap-ngerjapan mata gue beberapa kali, mimpi itu lagi. Beberapa hari ini gue selalu mimpiin kak Alexa.

Ini sudah tiga hari sejak kematiannya, dan sudah tiga hari juga gue di rawat di rumah sakit.

"Biarin aja film ini!"

"You're not a kid anymore, why are you watching cartoons?"

*Lo bukan bocah lagi, kenapa lo nonton kartun?

Perhatian gue beralih pada sofa di mana Sean dan Lyan kini rebutan remot tv, hingga beberapa minuman kaleng di sekitar mereka berserakan.

Ni manusia berdua bener-bener...

"Anime bukan kartun anjing! Biarin aja ini dari pada film azab yang lo tonton itu!"

"Setiap rumah sakit nontonnya film itu, So why don't we?"

*Jadi kenapa kita nggak?

"Kalo lo emang mau nonton itu sono nonton di rumah lo sendiri" Teriak Sean marah hingga urat lehernya terlihat dengan tangan yang terus berusaha menahan remot yang hendak di rebut Lyan.

"Nonton di rumah sakit feel nya lebih terasa!" Urat leher Lyan juga tampak keluar namun anak itu masih mempertahankan eyesmilenya.

Gue mendengus lalu menarik nafas dalam.

"Kalian....berisik bangsat!" Umpat gue dan seketika mereka berhenti dan langsung menatap gue.

"Rakel! Are you awake? Ini pasti gara-gara lo" Lyan tersenyum lebar menatap gue lalu ekspresinya kembali dingin saat menatap Sean.

*Lo bangun?

"What the fuck?! Lo duluan yang nyari gara-gara setan!"

Dan akhirnya mereka kembali 'bercanda. Gue cuma ngehela nafas ya walau candaan mereka bikin tidur gue keganggu seenggaknya mereka mulai akrab satu sama lain.

Bugh!

"Akh! Sakit sialan!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Hm... Ya mereka akrab.

Ceklek

"Rakel gue dat—Bugh!" Zayan yang baru aja muncul tiba-tiba aja udah terpelanting dan menghantam tembok karna serangan Lyan dan Sean.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now