Chapter 32

902 113 1
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Di sebuah pemakaman terlihat seorang pria dengan seragam sekolah duduk di dekat salah satu gundukan tanah yang ada di sana, tanpa berbicara sedikitpun. Pria itu hanya diam dengan wajah yang sudah di penuhi lebam.

Sudah 1 jam lebih dia di sana tapi dia tak bersuara sedikitpun dan hanya diam melihat tempat peristirahatkan terakhir sang kakak.

Pria itu adalah Rakel.

Setelah sejaman berdiam diri di sana Rakel lalu berdiri

"Udah sore, see you Hel" Pamitnya berjalan pergi begitu saja sembari menggendong tasnya di bahu kanannya.

Saat pulang Rakel melewati sebuah gang kecil yang merupakan jalan pintas untuk sampai lebih cepat ke rumahnya. Dengan tatapan dingin terkesan kosong Rakel tak pernah sekalipun menoleh ke kiri dan ke kanan saat ada beberapa orang yang melewatinya.

Melihat Rakel seperti ini rasanya seperti melihat sebuah boneka yang berjalan. Namun tak lama Rakel berhenti melangkah dan mulai memperhatikan sekitarnya, kosong.

Bagaimana bisa tiba-tiba kosong? Pikir Rakel heran

"Jangan bilang..." Rakel langsung berlari sekuat tenaga untuk keluar dari gang itu namun sialnya jalan keluar masih terlalu jauh. Ekspresi dinginnya kini berubah menjadi ekspresi penuh ketakutan.

Bukan tanpa alasan Rakel takut, saat ini ia sudah memahami situasinya. Situasi bahwa ia sekarang tengah di intai oleh 3 iblis yang selalu aja menyiksanya.

Rakel menoleh ke belakang sembari berlari, kosong tak ada siapapun, apa Rakel hanya parnoan? Tapi suasana tadi benar-benar mengirim sinyal bahaya padanya. Rakel menghela nafas lega sambil memelankan langkah kakinya hingga berhenti.

Ia menyentuh kedua lututnya dengan nafas terengah-engah. Ia pikir ia akan mati tadi, syukurlah itu hanya khayalannya saja–

"Peek a boo!" Rakel menoleh cepat mendengar suara yang seperti suara kematian bagi Rakel. Saat ia menoleh sebuah motor dengan kecepatan di atas rata-rata melaju ke arahnya.

Rakel melotot kaget dan secepat mungkin menghindar namun karena lokasi tempatnya yang sempit ia berakhir terserempet.

"ARGH!" Rakel memekik ke sakitan dan sang pengendara motor itu otomatis berhenti.

"Ck, kok gak ketabrak sih. Padahal gue mau lihat badan lu melayang jauh" Decaknya kesal sambil turun dari motornya.

Rakel yang tersungkur di tanah mencoba untuk kembali berdiri namun tak bisa karena rasa sakit di kakinya, dapat Rakel lihat tulang di kakinya terlihat bergeser. Sial, batin Rakel mengumpat.

"Masih hidup?" Elang datang entah dari mana dengan tangan yang memainkan sebuah pisau lipat.

"Yoi, dia sempat ngehindar tadi"

RELLAWAYWhere stories live. Discover now