Chapter 69

804 113 16
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Rahel perlahan membuka matanya, entah sudah berapa lama ia tertidur yang pasti sekarang Rahel merasa lebih segar dari sebelumnya.

Rahel menduduki dirinya lalu melirik jam dinding di kamarnya.

01.13 am,  jam satu dini hari. Rahel diam sejenak lalu tersentak.

"Gue belum masak buat Rakel" gumamnya hendak berdiri namun tak jadi kala sudut mata Rahel menangkap kresek hitam yang ada di atas meja di samping tempat tidurnya.

Rahel mengambil kresek itu dan saat ia membukanya ia menemukan sebuah nasi kotak. Rahel diam beberapa saat memikirkan siapa yang meletakan itu di kamarnya.

Ia mengeluarkan kotak itu lalu membukanya dan yah semuanya, mulai dari nasi hingga lauknya masih lengkap tak tersentuh sama sekali. Rahel lalu melirik isi kresek itu yang masih memiliki isi.

Mengernyit heran Rahel mengambil benda lain di dalam kresek itu.

"Obat?" Gumam Rahel, ia lalu membaca nama obat itu 'ini obat sakit kepala, kan?'– Gumam Rahel.

Rahel menatap obat itu lalu menatap nasi kotak yang ia letakan di atas kasurnya. Entahlah Rahel tidak ingin terlalu percaya diri tapi entah kenapa ia yakin bahwa, Rakel lah yang memberikannya hal ini.

Tapi apa mungkin.... Jika memang benar Rakel yang memberikannya hal ini, Rahel akan sangat senang.

Rahel berdiri lalu berjalan keluar kamarnya menuju kamar Rakel. Memasuki kamar Rakel, Rahel menemukan adiknya itu sudah tertidur.

Rahel mendekati Rakel lalu memperhatikan wajah hingga tubuh adiknya itu, banyak sekali luka yang menghiasi tubuh adiknya itu. Luka yang lama baru sembuh, sudah timbul luka baru.

Rahel menyentuh kepala Rakel dengan senyum kecut.

"Harus dengan cara apa lagi gue ngejaga lo?" Lirih Rahel, wajah adiknya yang mendapati banyak sekali luka benar-benar menyesakkan dada Rahel.

Rahel menghela nafas 'Padahal gue ke sini cuma untuk ngeliat keadaan dia, tapi gue malah kebawa perasaan sendiri'–Batin Rahel.

Rahel mendengus lalu berjalan menjauh untuk keluar dari kamar Rakel, dan saat hendak menutup pintu kamar itu Rahel tersenyum miring.

"Makasih nasi kotaknya, good night, Kel" Ucap Rahel lalu menutup pintu itu.

***

ke esokan harinya yah gue sekolah kayak biasa, soal gue ama Rahel yah biasa aja sih. Dia bersikap kayak gak terjadi apapun yah gue juga sama. Jadi kami berdua balik lagi kayak biasanya.

Sekarang lagi jamkos gue gak tau kenapa, males kayaknya tuh guru masuk.

"Alya gak masuk hari ini, Bela juga, yah kalo Bela sih gue paham. Tapi Alya? Lo ada dapat kabar dari dia?" Tanya gue ke Sean yang lagi ngerjain PR mata pelajaran selanjutnya.

"Gak" Jawab Sean singkat dan gue cuma mangut-mangut.

Yah, ntar aja gue tanya bang Tian. Kalo di pikir-pikir lagi, gue jarang ketemu Alya belakangan ini. Hah...

Gue harus mastiin dia baik-baik aja. Gue membaringkan kepala gue di atas meja Sean, yah sekarang gue duduk di depan Meja Sean.

"Ah eum..." Gue dan Sean kompak mengangkat kepala kami saat mendengar suara lain tepat di samping meja Sean, dan saat gue menoleh gue ngeliat sosok cewek berambut pendek yang gue gak kenal siapa.

"Cepet Bec!" Gue melirik ke arah pintu dan ada dua siswi dari kelas lain yang berdiri di sana. Kayaknya temen nih cewek.

"Ada urusan apa ya?" Tanya gue menatap heran ke nih cewek sedangkan Sean cuma ngedengus terus lanjut nulis.

RELLAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang