Chapter 14

935 112 11
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙


Gue duduk di salah satu ayunan yang berada di taman bermain dekat rumah Alya, dan Alya duduk di ayunan satunya lagi, sedangkan Jerry and Sean entahlah tu dua orang dari tadi sibuk banget ama dunianya berdua.

"Makasih ya... " Alya membuka pembicaraan di antara kami berdua setelah cukup lama berdiam diri menonton kelakuan Jerry dan Sean.

Gue menoleh "Lo gakpapa?" Tanya gue.

"Gakpapa, aku sempat bingung gimana ngejelasin ke kamu soal rumor yang mungkin lagi beredar di sekolah tentang aku. Tapi aku senang karena kamu lebih percaya sama aku" Alya memamerkan senyum manisnya yang membuat gue terpana. Namun gue juga ngerasa tertampar akan kata-katanya, sebelum sepercaya ini dengan dia gue juga sempat ngeragukan dia.

"Harusnya gue lebih peka" Lirih gue dan di sambut oleh kekehan manis oleh Alya.

"Kamu gak perlu nyalahin diri kamu, aku gak kenapa-kenapa kok" Lagi-lagi Alya tersenyum manis, usai ucapan Alya keadaan kembali menghening.

Walau Alya bilang gitu tetap aja gue bakal nyalahin diri gue sendiri, di kehidupan dulu maupun sekarang gue selalu ngelakuin kesalahan yang sama. Gue gak peka banget ya, gue selalu telat sadar akan sinyal permintaan tolong dari Alya.

"Goblok... " Gumam gue

"Rakel bener bener berubah ya" Gue memandangi Alya heran akan ucapannya "Ya bukan dalam artian buruk, Rakel berubah jadi lebih baik. Itu bagus, cuma... Kadang aku ngerasa janggal kok bisa seseorang berubah dalam semalam. Perubahan kamu terlalu tiba-tiba, ngebuat aku mikir kalo kamu itu bukan kamu. Rasanya kayak orang lain" Ujar Alya tersenyum tipis sembari menggenggan tali yang menggantung ayunannya.

Ya,  gue juga setuju dengan Alya mustahil seseorang bisa berubah dalam semalam. Dan gue bisa berubah kayak gini juga butuh waktu bertahun-tahun, mungkin bagi mereka di dunia ini gue berubah dalam sekejap tapi bagi gue semuanya gak tiba-tiba atau pun sekejap, gue benar-benar ngelewatin banyak proses. Mulai dari proses intropeksi diri dan proses memperbaiki diri. Gue ngelewatin dua proses itu dan selama proses itu terkadang gue berperang batin dengan diri gue sendiri. Ya lawan paling sulit itu ya diri sendiri tapi untungnya gue berhasil.

"Tapi kamu gak perlu mikirin itu kok, karena aku juga... Terkadang berubah jadi orang lain" Gue tersadar lamunan gue saat mendengar ucapan Alya yang lumayan ambigu, gue memandangi Alya yang tengah memperhatikan langit sore.

"Maksudnya?"

"Ya, terkadang ada saatnya aku jadi orang lain. Aku gak tau sejak kapan dia ada di diri aku, yang pasti dia akan muncul kalo aku ngerasa terancam. Walaupun dia benci aku tapi gakpapa aku seneng dia ada"

Gue mengernyit keheranan, ucapan Alya sulit di mengerti. Orang lain? Di dirinya? Apa ada yang begitu? Gue gak pernah tau soal itu.

"Pffthh, Ekpresi Rakel lucu banget, aku cuma bercanda kok" Alya tertawa memandangi gue, ngebuat gue yang tadi keheranan langsung paham dan ikut tertawa.

"Gue kira lo serius" Alya tak menanggapi dan terus tertawa.

Usai tertawa gue terdiam sejenak, apa bener cuma bercanda? Pikir gue.

***

Sudah seminggu sejak kejadian gue ah ralat maksudnya Sean ngabisin anggota snackers, setelah kejadian itu tak ada lagi yang berani mendekati Alya. Ya muncul rumor yang bilang kalo gue ama Sean jatuh cinta ama Alya dan kalo ada yang gangguin Alya maka mereka akan habis di tangan gue ama Sean. Padahal gak gitu, tapi yaudahlah lagian cuma rumor.

Dan setelah kejadian minggu lalu gue mulai berteman dengan Sean, walau dia malu ngakuinya, dan Jerry? Tu anak menjadi penengah antara gue dan Sean, kalau terjadi berantem atau perdebatan.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now