Chapter 88

814 118 43
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Saat jam menunjukkan pukul 04.16 pagi, Rahel beranjak dari tempatnya duduk tadi lalu berjalan pergi membuat Jed yang tadi berbaring di sampingnya sontak menduduki diri lalu berdiri mengikuti Rahel.

"lo ngelakuin ini tiap hari kan?" Tanya Jed, menepuk-nepuk celananya karena mereka berbaring dan duduk di rerumputan tadi.

"Hm" Rahel hanya berdehem sebagai jawaban tanpa menoleh.

"Apa gakpapa?" Tanya Jed lagi yang membuat langkah Rahel sontak berhenti, Rahel menoleh.

"Apa?" Rahel balik bertanya dengan alis bertaut dan tatapan aneh.

"Lo kurang tidur, lo bisa sakit lo tau" Ucap Jed membuat ekspresi kebingungan dan penuh kecurigaan dari Rahel tadi langsung berganti datar dengan sorot mata jijik.

"Menjauh dari gue, lo menjijikan" Ucap Rahel membuat Jed langsung menyeringai lalu merangkul bahu Rahel.

"Hey gue cuma khawatir~"

"Jauh gue bilang!" Kesal Rahel mendorong tubuh Jed hingga rangkulannya lepas, mendapati perlakuan seperti itu Jed hanya tertawa.

Sedangkan Rahel mendengus sembari melanjutkan langkah kakinya.

"But hey hey, are you sure it's going to be okay?" Tanya Jed lagi berjalan mengikuti Rahel dari belakang dengan kedua tangan yang di masukan ke saku celananya.

*Tapi hei hei, lo yakin ini akan baik-baik aja?

Rahel melirik Jed "Maksud?" Tanya Rahel malas dan ogah-ogahan. Dia malas menanggapi Jed, tapi ia harus tetap menanggapi pria itu.

"Ah, maksud gue soal... Regea. Kalau dia tau ada orang yang mendapati perhatian lo sampe segininya, mau orang itu adik lo sekalipun dia bakal tetap cemburu. Lo taukan saat cemburu dia bisa mgelakuin apapun" Jawab Jed memperjelas maksud pertanyaannya tadi.

Rahel mendengus "Selama dia gak nyuruh lo, maka gakpapa. Rakel bisa ngatasinnya sendiri" Ucap Rahel membuat Jed kembali menyeringai.

"Yes, you're right, the class of anchovy ordered by Regea can definitely be handled by your little brother easily~"

*Ya lo benar, sekelas ikan teri suruhan Regea pasti bisa di atasi adik lo dengan mudah~

Rahel mengangguk menanggapi ucapan Jed, lalu keduanya berjalan menjauhi perkarangan rumah Rahel dengan sesekali bercanda. Yah Jed sih yang bercanda, Rahel hanya terus mengabaikannya.

Entah sejak kapan keduanya jadi dekat seperti ini.

***

Gue mengedipkan mata gue beberapa kali, saat gue masuk kelas dan menemukan sosok berambut pirang yang duduk di kursi Sean.

"Lo siapa?" Tanya gue kebingungan, seingat gue ya. Gue gak punya temen sekelas yang rambutnya pirang

Apa lagi tuh orang mirip banget ama Sean, apa kembarannya? Tapi gue gak pernah tau Sean punya kembaran.

Dia mendengus "Berhenti bercanda" ucapnya.

Eh suara ini... Gue diam, mengedipkan mata gue lagi berkali-kali lalu melotot kaget.

"Lah? Sean?! Lu Sean?! Kok rambut lo pirang?" Teriak gue gak percaya, Sean merotasi matanya malas

"Menurut lo?" Ketusnya mengalihkan tatapannya keluar jendela kelas.

Gue memgedipkan mata gue lagi, lalu menghela nafas dan berjalan mendekatinya dengan tas yang masih gue gendong di punggung gue.

"Lo warnai? Kenapa?" Tanya Gue sembari berjalan mendekat dengan mata memicing sembari memperhatikan Sean dari ujung rambut sampai ujung kaki.

RELLAWAYOn viuen les histories. Descobreix ara