Chapter 31

868 110 5
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Sekarang ujian sudah selesai dan menyisahkan class meeting yang bagi gue gak penting-penting banget dan juga ada kelas tambahan bagi anak yang nilainya gak memenuhi standar. Dan beruntungnya gue gak dapat kelas tambahan, sedangkan Sean? Ya tu anak ikut beberapa kelas tambahan. Jadinya selama beberapa hari ini gue jarang balik bareng Sean.

Seperti sekarang lagi-lagi gue balik sendiri karena Sean mendapati kelas tambahan dan Alya sibuk dengan urusan club nya. Gue gak ada niatan mau langsung balik sih, gue niatnya mau main ke Warnet bentar kalo aja bocah berambut putih itu gak ada di depan gerbang sekolah gue karena kehadirannya gue terpaksa gak jadi buat main ke warnet.

Tatapan gue makin datar kala Lyan memamerkan eyesmilenya ke gue, ya orang yang tiba-tiba datang itu adalah Willyan.

Ck kenapa sih dia datang ke sini.

Gue mendekati Lyan dengan ekspresi tak senang yang amat jelas.

"Napa lo di sini?" Tanya gue ketus tapi Lyan tetap tersenyum.

"I miss you, I wanna play with you" Jawab Lyan membuat gue bergidik ngeri. Kenapa temen Rahel tuh gak ada yang bener?

"Play apaan? Gue mager" Dengus gue berjalan melewati gerbang di ikuti oleh Lyan, dan tak lama ia berjalan beriringan dengan gue.

"Play station maybe?"

"PS gue di simpan Rahel, katanya baru di balikin kalo ujian udah selesai"

"Hm? Kalo gitu gimana-"

"Jangan ajak gue main aneh-aneh, gue gak mau" Belum sempat Lyan menyelesaikan ajakannya gue udah lebih dulu memotong ucapannya.

Lyan mengangguk paham dan setelahnya kami berdua cuma berjalan random sampai akhirnya tiba di sebuah bazar yang di penuhi kios-kios makanan dan mainan. Ah gue lupa kalo di kota gue setiap pertengahan tahun dan akhir tahun selalu di adakan bazar gini.

Kapan terakhir kali gue liat bazar kota gue ya? Waktu SD? SMP? Entahlah yang pasti pas SMA gue gak pernah sama sekali ngehadirin acara begini walaupun sebenarnya gue mau. Ya alasannya karena... Gue melirik Lyan yang berdiri di samping gue.

Hah... Gue gak mau ngingatnya, gue berjalan memasuki bazar itu hanya untuk sekedar melihat-lihat.

"Wow cool" Decak Lyan berhenti melangkah, gue ikut berhenti dan melihat apa yang menarik perhatian Lyan.

Hm? Cuma permainan nembak kaleng doang, apanya yang cool? Gue lalu kembali menatap Lyan yang terlihat sangat antusias dengan game itu.

Ck padahal niat gue cuma mau liat-liat doang.

"Lo mau main itu?" Tanya gue dan Lyan langsung menatap gue dengan tatapan yang seolah berkata 'emang boleh?!'

"Ayo kalo lo mau, tapi gue cuma liatin doang ya" Ajak gue berjalan ke kios itu di ikuti oleh Lyan. Sampai di sana gue langsung nyuruh Lyan bayar dan dia langsung bersiap memainkan permainan itu. Ya dia bayar sendiri, ogah banget gue yang bayarin, masih mending mau gue temenin.

"Tiga... Dua... Satu... Mulai!"

KLang! Klang! Klang!

Tiga piramida kaleng itu langsung jatuh berserakan saat yang pemilik kios baru selesai bersuara, semua orang yang ada di sana menganga tak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat begitupun gue. Rasanya seperti melihat adegan anime.

Gue menoleh pada pemilik Kios yang kayaknya syok berat, ah... Kasian juga.

"Ouh? Its easy more than I though" Ucap Lyan melepaskan tangannya dari pistol mainan itu, ekspresi antusiasnya saat ingin mencoba permainan ini langsung hilang seketika. Kayaknya dia gak tertarik lagi ama ni game.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now