Chapter 40

825 98 6
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙


"Alyaa! Alyaa main yok!" Teriak Zayan di depan teras rumah bang Tian. Gue, Lyan, dan Sean cuma geleng-geleng doang memaklumi sifat Zayan.

Gak lama dari teriakan Zayan pintu rumah itu terbuka menampakkan sosok Bang Tian dengan kaos setengah lengan dan celana jeans selutut.

"bang Tian sore!!" Sapa Zayan melambaikan tangannya semangat

Bang Tian memandangi kami satu persatu lalu ber o ria "Sore, kirain tadi siapa. Kalian ada apa ke sini?"

Gue dan yang lain berjalan menaiki teras untuk mendekati bang Tian.

"Nyari Alya, kita mau ngajak nginap di rumah Zayan, boleh gak?" Jawab gue sekaligus bertanya.

"Ooh, boleh tapi sekarang Alya lagi gak ada di rumah" Ucap Bang Tian ngebuat ekspresi kami berempat kompak keheranan ya gue ama Zayan aja sih, Sean ama Lyan yah kek biasa datar.

"Lah kemana Alya sore-sore begini?" Tanya Zayan.

"Ah dia bilang temennya ada yang ngajak ketemuan, jadi dia sekarang lagi nemuin temannya" Jawab Bang Tian menjelaskan.

Teman? Teman yang mana ngajak Alya ketemuan? Ya Alya bukan ansos sih tapi gue rasa gak ada temennya yang sedekat itu sampai ngajak dia ketemuan di waktu libur begini selain kami berempat.

"Siapa bang? Cewek cowok?" Saut gue.

Bang Tian yang mendengar pertanyaan gue terkekeh pelan lalu mengacak rambut gue.

"Cewek kok, tapi gue gak tau siapa namanya" Ucap Bang Tian.

"Mereka ketemuan di mana?" Tanya Sean membuat kami memindahkan perhatian kami padanya, ya gak nyangka aja dia penasaran juga.

Bang Tian berpikir sebentar "Hm... Kalo gak salah di cafe aforia? Aporia? Ya pokoknya di cafe"

"Aporia? Cafe bang Dayen!" Ucap gue.

"Iya Cafe bang Dayen!" Zayan tersenyum lebar menyetujui ucapan gue dengan semangatnya namun sedetik kemudian ekspresinya menjadi kebingungan "eh? Dari mana lo tau bang Dayen?" Tanyanya tapi ya gue abaikan karena ajakan Sean.

"Yaudah ayo kita ke sana" Ajak Sean melangkahkan kakinya pergi mendahului kami di ikuti oleh Lyan.

"Eh iya, bang balik dulu ya" Pamit gue melambai pada bang Tian.

"Dadah bang Tian!" Pamit Zayan berlari mengejar Sean.

Saat kami berempat telah beriringan gue membuka suara bertanya pada Sean.

"Kenapa gak nunggu aja?" Tanya gue.

"Cewek lo sekarang itu dalam bahaya, lo mau diam aja?" Jawab Sean balik bertanya.

Gue mengernyit heran, kenapa Alya dalam bahaya? Diakan cuma nemuin temannya dan itupun cewek, di mana letak bahayanya?

Menyadari kebingungan gue Sean menghela nafas dan kembali bersuara "Yang di temuinya itu Bela"

RELLAWAYWhere stories live. Discover now