Chapter 13

1K 117 13
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

  Gue memandang datar perkarangan rumah gue yang di penuhi sepeda motor hasil modifan sendiri dan beralih memandang Rahel meminta penjelasan.

"Gue ada rapat tapi gue gak bisa tinggalin lo sendiri. Jadi, gue suruh mereka kumpul di rumah kita" Jelas Rahel sadar akan tatapan gue.

Gue mendengus mendengarnya, Hellura sekarang kumpul di rumah gue, fuck, kenapa gue harus ngehadapin orang-orang yang hampir keseluruhannya hatters gue? Rahel anjing.

Menyadari raut muka gue Rahel pun bertanya "lo gak seneng?"

Gue memilih mendahului Rahel tanpa menjawab pertanyaannya, lagian kalo gue jawab juga gak guna, mereka semua udah kumpul gak mungkinkan gue usir? Jadi, yaudahlah bodo amat.

Ceklek

  Waktu gue ngebuka pintu semua pria berwajah sangar seperti om om kalah judi langsung memusatkan perhatian mereka ke gue. Serem, gue jadi nyesel jalan duluan. Mereka memandangi gue dari ujung kaki sampai ujung rambut, mungkin lagi menilai seperti apa adik dari ketua mereka.

Gue berjengit kaget saat tangan Rahel mendarat di pucuk kepala gue.

"Lo belum kenalankan ama mereka?" Rahel melirik gue lalu menatap Hellura satu persatu "Mereka Hellura, keluarga kedua gue"

"SELAMAT SORE KETUA!" Seluruh pria di ruangan itu serentak membungkuk memberi salam pada Rahel. Sesaat gue terkesan mengetahui ada puluhan orang yang mengangumi Rahel, dan entah kenapa aura Rahel saat ini berbeda dari biasanya, lebih kuat membuat siapapun takkan berani menatapnya. Gue baru sadar kalo ternyata gue punya abang sekeren ini.

"Jangan teriak, liat ni anak kaget" Ujar Rahel menyadarkan gue.

"Gue mendengus dan menepis tangan Rahel " Ngaco" Ujar gue berbalik ingin kembali keluar.

"Lo mau kemana? Gue ngadain rapat di sini karena gak mau lo sendirian di rumah. Tapi lo malah mau pergi, lo ngehargai gue gak sih?" Marah Rahel.

Gue mendelik ke Rahel "Ya gue pergi karena lo mau rapat, lagian gue cuma mau duduk di teras, baperan amat" Sewot gue mendumel, dan gue denger beberapa suara cekikikan kayaknya ngetawain Rahel.

"Terus?" Ulang Rahel yang gue balas decakan sambil melangkah keluar dan duduk di kursi yang ada di teras rumah gue. Melihat gue yang udah duduk, Rahel mengangguk paham.

"Di sini aja jangan kemana-mana" Perintah Rahel lalu ia masuk dan menutup pintu rumah itu rapat-rapat. Sebenarnya mereka rapat buat ngebahas apa? Tawuran? Atau hal lain? Kejadian tadi malam?

"Hufth... " Tubuh gue merosot ke bawah. Hellura ya... Kumpulan orang-orang yang mengagumi Rahel dan memutuskan untuk mengikutinya, jujur aja di kehidupan ini gue baru pertama kali ketemu mereka semua. Dulu gue pikir Hellura cuma berandalan-berandalan biasa tapi waktu ketemu langsung gue sadar mereka beda.

"Apa karena ini Lyan mutus gabung ke Hellura?" Gumam gue dan di detik berikutnya gue spontan membenarkan cara duduk gue. Oh ya Lyan! Perasaan tadi gak ada cowok yang seumuran gue, apa itu artinya Lyan belum gabung?Kalo emang bener begitu, itu artinya gue masih punya waktu.

Gue kembali menghela nafas dan kembali merilekskan posisi duduk gue. Gue memejamkan mata mencoba mencari cara untuk menghentikan pertemuan Rahel dan Lyan tapi gak ketemu juga, buntu. Gue gak nemu caranya, informasi yang gue tau masih dangkal banget, entah kenapa sekarang gue ngerasa monoton.

Gue gak tau harus gimana lagi, gue gak punya pendukung, gue sendirian.

"Eh? Adek Rahelkan ni?" Gue membuka mata gue mendengar suara asing yang di tujukan ke gue. Dahi gue mengernyit melihat dua pria yang sepertinya juga anggota Hellura, napa mereka di luar? Baru datang?

RELLAWAYحيث تعيش القصص. اكتشف الآن