Chapter 33

834 103 7
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙




Sean menduduki dirinya dengan kasar di meja kantin belum lagi dengusan kesal yang ia keluarkan membuat Rakel yang lagi makan keheranan.

"Kenapa lo?" Tanya Rakel bingung.

Sean meliriknya sekilas lalu kembali mengalihkan tatapannya ke arah lain, dari ekspresi wajahnya saja Rakel sudah dapat menebak anak itu tengah dalam mood buruk.

"Gak ada ya orangnya?" Tanya Rakel kala sudah memahami situasi, ya Rakel tau sejak dua hari yang lalu Sean selalu mencari siswi bernama Kanaya namun tak sekalipun Sean berhasil bertemu siswi itu. Dan sepertinya hari inipun juga begitu, mungkin karena itulah mood Sean buruk sekarang.

Sean mendengus "Tuh cewek kemana sih anjing, mau di bantu apa nggak dia?!" Dumel Sean akhirnya mengeluarkan kekesalannya.

Rakel menggaruk tengkuknya sendiri bingung.

"Mungkin dia sibuk" Balas Rakel.

"Sibuk apanya?! Sekolah aja nggak, sibuk ngapain dia?! Nyari duit?! Kerjaan apa yang nerima anak SMP hah?!" Marah Sean menggebu-gebu membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Ya yaudah lo jangan marah ke gue dong. Bisa ajakan dia memang lagi sibuk" Ucap Rakel.

Sean berdecak lalu mendengus sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dan mulai mendumel. Melihat tingkah Sean yang seperti ini Rakel hanya bisa memakluminya. Sean itu biasanya emang diam, tapi kalo dia lagi marah maka mulutnya tidak akan berhenti mengoceh seperti sekarang.

"Apa dia lagi ada masalah ya?" Ujar Rakel lagi menebak-nebak, yang berhasil membuat Sean berhenti mendumel.

"Masalah?" Ulang Sean.

"Iya, kan aneh kalau anak berprestasi kayak dia bolos sekolah berhari-hari begini. Ya walaupun sekarang lagi classmeeting tetap aja mustahil dia gak masuk-masuk, walaupun dia mager pasti ada sekali dua kali dia masukkan? Lagian Classmeeting masuk ke dalam pertimbangan nilai raport gak mungkin dia bolos gitu aja. Temen-temen kelasnya juga gak taukan dia dimana? Mungkin aja dia lagi ada masalah" Jelas Rakel mengemukakan pendapatnya kepada Sean, membuat Sean langsung terdiam memikirkan ucapannya.

"Masalah apa coba?" Tanya Sean setelah cukup lama diam.

"Entahlah, gue cuma nebak doang kali. Nah, coba lo datangi rumahnya aja" Saran Rakel.

Sean menggeleng "Udah, dia gak ada juga" Ujar Sean membuat dahi Rakel berkerut bingung. Entah kenapa Rakel merasa ada yang tidak beres di sini.

"Rumah sakit neneknya?" Tanya Rakel lagi.

"Niatnya pulang sekolah nanti gue ke sana" Jawab Sean.

Rakel mengangguk "Ntar kalo di rumah sakit dia maupun neneknya gak ada, lebih baik lo omongin masalah ini ke papa lo. Karena rasanya ini bukan masalah yang bisa kita tanganin" Ucap Rakel.

Sean mengangguk paham, namun ia juga tak begitu setuju dengan Rakel. Jika memang Kanaya dan neneknya nanti tidak ada, maka Sean akan bergerak sendiri untuk mencarinya. Karena Kanaya sudah di serahkan papanya kepadanya, itu artinya apapun yang terjadi Sean harus menyelesaikan semuanya sendiri. Sean mengiyakan ucapan Rakel hanya untuk membuat anak itu tak ikut campur ke dalam urusannya nanti.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now