Chapter 38

789 98 18
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Setelah penerimaan raport kemarin, kini semua sekolah mengalami libur semester. Berbeda dengan orang pada umumnya yang akan menghabiskan masa liburannya untuk bersantai dan jalan-jalan.

Sean sekarang malah harus berada di rumah sakit untuk melihat perkembangan pengobatan nenek Kanaya.

"Sean" Panggil Kanaya saat Sean baru aja mau melangkah untuk pulang. Sean berhenti dan berbalik dengan ekspresi datar namun tatapannya terlihat menanyakan alasan Kanaya memanggilnya.

"Itu... " Kanaya menjeda ucapannya untuk sekedar membungkuk pada Sean "Makasih banyak, berkat kamu pengobatan nenek aku di lanjutkan dan juga berkat kamu aku bisa lepas dari orang-orang itu. Makasih banyak Sean" Lanjut Kanaya dengan posisi yang masih membungkuk.

Sean memandang Kanaya lama lalu menghela nafas.

"Gue gak ngelakuin apapun, kalo lo mau bilang makasih. Bilang ke bapak gue, jangan ke gue" Ucap Sean membuat Kanaya mendongakan kepalanya lalu menegapkan tubuhnya kembali.

"Ah itu aku pasti bakal bilang makasih ke Tuan Galen kok, tapi kamu juga udah ngelakuin banyak hal untuk aku karena itu aku rasa aku harus bilang makasih ke kamu" Balas Kanaya.

Sean tak membalas dan hanya terus menatap gadis itu membuat Kanaya jadi canggung sendiri karena Sean terus menatapnya dalam waktu yang cukup lama.

"... Dah ya" Setelah cukup lama diam Sean akhirnya bersuara untuk pamit.

Kanaya tersentak kaget dan reflek menarik tangan Sean. Masih ada yang harus ia bicarakan dengan Sean.

"T-tunggu dulu!"

Sean mendengus dan terpaksa berhenti, ia menoleh ke belakang memandangi Kanaya lalu memandangi tangannya yang di genggam oleh gadis itu, melihat arah pandang Sean Kanaya langsung melepas tangannya.

"Ah maaf"

"Apa lagi?" Tanya Sean terdengar malas membuat Kanaya tidak enakan, tapi ia harus menanyakan hal ini pada pria itu.

"Itu... Soal Bela, sekarang dia gimana?" Tanya Kanaya talut-takut.

Satu alis Sean terangkat. Kenapa Kanaya menanyakan keadaan Bela? Apa gadis itu tidak ingat apa yang di lakukan Bela padanya?

"Mana gue tau" Jawab Sean dingin.

"A-anu Sean, aku boleh minta tolong gak?"

"Apa?"

"Tolong bantu Bela... Aku gak tau apa yang terjadi sama dia sekarang tapi aku yakin dia masih berurusan sama orang-orang itu. Orang-orang itu bahaya aku takut Bela kenapa-napa, karena itu kamu bisa tolong cariin Bela?" Jawab Kanaya memainkan jemarinya dengan suara yang bergetar gugup.

Mendengar jawaban Kanaya Sean mendengus tak percaya.

"Hah? Emang gue babu lo apa?" Sarkas Sean.

Kanaya melotot dan menggeleng kuat "Nggak! Maksud aku bukan gitu, aku cuma khawatir"

Sean menjetikan jarinya ke dahi Kanaya membuat gadis itu tersentak kaget dan meringis kesakitan.

"Dengerin gue, lo jadi orang jangan terlalu naif. Lo lupa apa yang udah di lakuin dia ke lo?"

"Itu... Aku yakin Bela gak bermaksud ngelakuin itu, dia juga pasti gak punya pilihan lain makanya dia ngelakuin itu" Cicit Kanaya sambil mengelus-elus dahinya yang di jitak oleh Sean tadi.

"Gak bermaksud? Omong kosong apaan tuh?" Sindir Sean tersenyum mengejek "Justru karena ada maksud dia ngelakuin itu. Udah gue bilang Kanaya, jadi orang jangan naif. Karena lo begitu makanya lo sampe ngalamin semua itu, goblok" Sambung Sean sarkas.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now