Chapter 73

751 98 19
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Gue menelan ludah gue susah payah saat berhadapan dengan Ayah Sean. Tubuh kekar tegap dan tinggi, mata emas bagaikan singa, dan dagu yang tak pernah turun.

Auranya bener-bener mirip Papa, ini bapak-bapak di sini kenapa begini semua sih modelannya?! Gak ada apa bapak-bapak yang normal?!

"Selamat malam om" Sapa gue membungkuk sopan.

Keringat mulai mengucur dari dahi gue, walau gue udah nunduk begini gue bisa ngerasain dengan jelas tatapan tuh orang nusuk sampe ke isi kepala gue.

Sial...

"Jadi kau... Rakel?" Ia bersuara ngebuat gue sontak ngangkat kepala gue dan mengangguk cepat.

"Ya, saya Rakel!"

"Pffth, kau lebih sopan dari rumornya yah" Ayah Sean tertawa dan dia ngacak rambut gue.

Eh... Ini beneran? Seketika aura mencekam yang gue rasain tadi sirna gitu aja. Gue ngangkat kepala gue menatap Ayah Sean gak percaya lalu melirik Sean yang ada di samping gue.

Sean cuma mengedikkan bahunya acuh tak acuh. Ini beneran bapak Sean?! Beneran orangnya begini?!

Lah gue pikir bapak Sean itu kaku, ganas, kejam kek bapak gue. Soalnya ada suatu hari dia pulang dan Sean gak masuk sekolah selama 3 hari, gue pikir si Sean di siksa.

Tapi kayaknya gue salah paham deh.

"Aku mendengar kalau kau memberikan saran untuk membuat kelas edukasi mental? Itu saran yang bagus, aku akan membicarakannya dengan kepala sekolah dan komite sekolah" Sambung Ayah Sean menepuk-nepuk bahu gue.

Gue tersenyum "Ah itu bukan apa-apa kok om" Cengir gue malu-malu sambil garuk-garuk kepala.

Salting juga di puji bapak Sean yang awalnya gue kira orang yang kejam.

"Hahahaha, kau cukup rendah diri juga yah. Dan apakah latihannya sudah selesai?"

"Ah sudah, makasih om udah ngizinin bodyguard-bodyguard om buat bantuin saya" Gue menyengir semakin lebar membuat Ayah Sean tertawa lagi sambil ngacak rambut gue lalu ngerangkul gue.

"Bukan masalah besar, tapi apa mereka cukup membantu?" Tanya Ayah Sean, gue gak tau dah maksud pertanyaan apa. Ntah cuma nanya doang apa ada maksud lain soalnya dia senyum ke gue sambil nanya itu.

Yah senyum biasa sih wajar, ini Smirk.

"Ah iya" gue cuma jawab seadanya aja, Ayah Sean mengangguk paham.

"Jadi... Mereka hanya 'cukup membantu' bukan 'sangat membantu'? Kenapa?"

Gue mengerjap beberapa kali, ya? Jadi ini maksud pertanyaannya?! Bjir, rasanya gue kek lagi berhadapan ama Guru yang suka nyari-nyari kesalahan muridnya, biasanya sih guru b. Indonesia yang begini nih.

Gue jawab apa ya?

Gue melirik Sean meminta bantuannya dan Sean mendengus lalu mendekati kami.

"Rakel punya kekuatan yang kadang suka meledak, dan dia butuh orang yang bisa bantu dia ngendaliinnya. Latihan ama bodyguard ini bukan latihan utamanya, cuma untuk nambah pengalaman bertarung melawan orang yang jumlahnya lebih banyak aja. Jadi yah karena itu ini cukup membantu" Ucap Sean yang langsung mengalihkan perhatian bapaknya dari gue.

Ayah Sean mangut-mangut.

"Jadi, kamu lagi mencari orang yang bisa membantu kamu mengendalikan kekuatanmu?" Tanya Ayah Sean menatap gue dengan satu tangan yang bertengger di dagunya.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now