Chapter 61

837 112 16
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

"Hosh... hosh... hosh..." Suara deru nafas yang tak beraturan dan terengah-engah terdengar sangat kencang.

Di halam rumah yang cukup terpencil, Zayan berdiri dengan bertopang pada kedua lututnya. Keringatnya mengucur sangat deras dan nafasnya sangat tak beraturan.

Zayan tidak tau lagi, terkadang ia menarik nafas dari hidungnya dan terkadang dari mulutnya, benar-benar berantakan.

"Hoo... Stamina lo bagus juga yah, lo suka olahraga?" Tanya Mark yang kini duduk di lantai teras sembari memberhatikan Zayan yang sebelumnya terus berlari sembari menyeret dua ban besar yang di ikat pada perutnya.

"Gue...hah... Pemain bola...." Jawab Zayan terengah-engah.

Mark mengangguk-ngangguk paham lalu menepuk bagian di sebelahnya.

"Istirahat dulu bro" ucap Mark, dan Zayan langsung memasang ekspresi protes.

"Gak! Gue masih sanggup! Ini aja baru enam putaran! Seenggaknya gue harus sampe sepuluh putaran!" Tolak Zayan membuat Mark mendengus.

Yah beginilah Zayan sejak awal mereka latihan, anak itu terlalu memaksakan dirinya dan hasilnya selalu sama, di tengah-tengah latihan Zayan  tiba-tiba aja ambruk. Benar-benar merepotkan.

"Gue gak mau gotong lo lagi kalo lo pingsan, jangan maksain diri lo. Berapa kali gue bilang, para petarung itu harus menyadari batasannya"  Ucap Mark entah sudah yang keberapa kalinya.

Zayan berdecak "Bodo amat, paman preman!"

"Gue bukan preman, bocah kampret!" Teriak Mark kesal sambil mengepalkan tangannya namun Zayan tak lagi bersuara dan mencoba berlari lagi. Melihat hal itu Mark hanya bisa menghela nafas.

"Kenapa lo buru-buru banget? Seseorang gak akan bisa jadi kuat dalam sekejap, banyak proses yang di lalui, kalo lo terlalu terburu-buru lo gak akan bisa berkembang" ucap Mark membuat Zayan berhenti, dan saat berhenti Zayan tak menatap Mark sama sekali anak itu terdiam menatap lurus ke tanah dan tak lama tangannya terkepal kuat.

"Apa paman pernah merasa inferior? Gue pernah dan sekarang gue lagi ngerasainnya. Orang-orang di sekitar gue semakin harinya selalu bertambah kuat, Lyan, Sean, Rakel, Logan, Lizea, bahkan.... Alya. Mereka semua semakin kuat seiring berjalannya waktu dan hanya gue yang biasa aja dan gak berubah sama sekali" Zayan tersenyum kecut.

"Gue merasa gak pantas berdiri dengan mereka, gue merasa diri gue cuma beban buat mereka, dan gue sadar gue gak akan bisa ngejar mereka kalo gue gak berusaha keras" Zayan diam sejenak dan raut wajahnya terlihat sedih

"Mereka orang yang terlahir berbakat sedangkan gue hanya orang biasa. Saat mereka semua berjuang gue cuma bisa diam menonton dan itu semua karena gue lemah... Gue gak mau begitu, gue bahkan ngerasa gak pantas sedih waktu liat mereka gagal, karena gue gak ikut berjuang dengan mereka jadi gue gak pantas buat ngerasain apa yang mereka rasain..." Lanjut Zayan dan kepalan tangannya terlihat semakin kuat walau begitu anak itu tetap tersenyum.

"Kalo paman nanya kenapa gue terburu-buru, jawabannya mudah. Karena kalo gak sekarang gue akan benar-benar kehilangan kesempatan untuk bisa sejajar dengan mereka. Gue memang merasa insecure dengan mereka tapi gue gak mau kehilangan mereka, mereka teman gue satu-satunya. Karena itu gue harus kuat secepatnya apapun yang terjadi. Bahkan kalo otot-otot gue robek itu juga gak masalah hehe" Zayan menoleh dan menyengir bodoh membuat Mark benar-benar tertegun.

Entah kenapa Mark merasa terkenang masa lalu kala mendengar ucapan Zayan. Yah... Semua orang juga tau bahwa ia dulu adalah preman, sebagai preman Mark hanyalah orang biasa sampai ia bertemu dengan para Genius-Genius di dunia pertarungan saat itulah Mark sadar bahwa ia bukan apa-apa di bandingkan mereka.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now