Chapter 5

1.3K 159 9
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

"Permisi Rakel" Sapaan ramah itu mengalihkan perhatian gue dari komik yang gue baca. Terlihat seorang wanita berpakaian perawat muncul dari balik pintu dengan senyum lebar.

Gue menutup komik di tangan gue "Iya kak, kenapa?"

"Kakak mau nyuntikin antibiotik, gakpapa?" Ia bertanya masih dengan senyum ramahnya.

"Gakpapa kak, suntik aja" Setelah gue persilahkan kakak perawat itu barulah mendekat dengan menggenggam sebuah nampan silver berisikan jarum suntik dan antibiotik.

  Ia berhenti didekat tiang infus gue, mengecek sebentar lalu sibuk berkutat dengan benda yang ia bawa tadi.

"Kakak kamu kemana?" Tanyanya membuka obrolan.

"Pergi tadi, ada urusan" Jawab gue seadanya  ia ber o riah sambil menyuntikan antibiotik tadi ke infus gue, dan setiap perlakuan dia tak lepas dari pengamatan gue.

"Kakak lagi seneng? Senyum mulu" Tanya gue keheranan karena ni perawat gak berhenti senyum. Dan mendengar pertanyaan gue bukannya tersinggung kakak perawat itu malah ketawa.

"Iya dong, bukannya kita harus seneng di hari kelahiran kita?" Ia balik bertanya membuat gue langsung paham.

"Kakak ulang tahun? Emang sekarang tanggal berapa?"

"Iya hari ini saya ulang tahun, sekarang tanggal 14 juli" Gue langsung membeku, 14 juli? Benar juga gimana gue bisa lupa? Hari ini, hari kematian Sean. Bagaimana keadaan bocah itu sekarang? Apa ia masih hidup?

"Kak abang saya ada pergi-pergi gak sebelum saya bangun? " Tanya gue agak panik.

"Kakak kamu? Nggak, saya aja kaget waktu lihat dia gak ada di sini sekarang. Soalnya dari kamu keluar dari ICU sampai kamu sadar dia sekalipun gak pernah keluar bahkan untuk makan, ya kalau ada ya itu tadi waktu kamu baru sadar. Kamu berubtung banget ya punya kakak yang sepeduli itu sama kamu" Gue mengangguk dengan senyum tipis akan pujiannya lalu termenung.

Kalo dari kemarin Rahel gak keluar-keluar dari sini itu artinya dia gak ketemu sama Sean dan dia gak ngebunuh Sean. Apa gue berhasil nyelamatin Sean? Gue berhasil mencegah Rahel menjadi seorang monster? Gue... Berhasil ngerubah masa depan? Tragedi yang menjadi awal mulai kehancuran pada tanggal 14 juli 2019 kini gak terjadi... Gue berhasil, walau kecil gue berhasil ngerubah masa depan. Sean masih hidup?

"Rakel? " Lamunan gue langsung buyar "kok malah ngelamun? Ini sudah saya suntikkan antibiotik apa kamu ada butuh hal lain lagi? Atau mau di baringkan?" Tawar kakak perawat yang gue balas gelengan.

"Gak, biar gini aja. Saya masih mau baca komiknya"

"Ooh yaudah, kalau gitu saya pamit ya" Kakak perawat itu mengambil kembali nampan yang ia bawa tadi lalu melangkah pergi.

"Kak" Panggil gue ngebuat dia yang udah mau nutup pintu berhenti dengan pandangan bertanya "Selamat ulang tahun" Ucap gue tersenyum.

Dia tertawa "Hahaha, iya makasih. Kamu juga, cepat sembuh ya" Gue mengangguk setelahnya ia melambai sambil menutup pintu.

  Usai pintu tertutup gue kembali membuka komik yang sempat gue tutup tadi dan melanjutkan membacanya. Sebenarnya ni komik gak seru-seru amat, gue cuma baca karena gue bosan. Gak ada temen  ngobrol, kalo sama Rahel ujungnya malah berakhir berantem, mau jalan-jalan badan gue belum mendukung jadi yaudah gue baca komik aja.

Ceklek! Brakh!

Pintu ruangan gue terbuka dan tetutup dengan cepat ngebuat gue kaget.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now