Chapter 55

906 103 17
                                    


‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Hm? Di mana gue? Hutan?

Gue memandangi sekitar yang di penuhi pepohonan, ya gak butuh mikir panjang gue juga ngerti kalo sekarang gue lagi...mimpi.

Hah lagi-lagi mimpi, kalo di hutan pasti kak Lexa ya... Di mana kak Lexa sekarang?

Gue mencari ke sana kemari...

"Curang.... Ini gak adil....kenapa gue?" Gue berbalik dan melihat kak Alexa yang sekarang duduk menyamping beberapa meter di depan gue. Hah... Padahal tadi gue lihat ke sana gak ada orang.

"Kenapa gue?? hiks....hiks... Gue pengen hidup hiks... Gue pengen hidup...hiks..." Kak Alexa mulai menangis seperti mimpi-mimpi gue sebelumnya.

"Enak ya lo Kel... Walaupun lo mati lo bisa hidup lagi. Karena itu lo gak takut mati, Karena itu juga lo bawa gue loncat dari tebing itu, semua ini gara-gara lo! SEMUA SALAH LO!"

Gue tersentak saat tiba-tiba aja sosok kak Alexa di hadapan gue dengan wajah yang hancur dan penuh darah. Mimpi ini bener-bener....

"HIDUPIN GUE KEL! HIDUPIN GUE SEPERTI LO HIDUP KEMBALI!! GUE PENGEN HIDUP! GUE PENGEN HIDUP!!"

Gue cuma diam saat kak Alexa mencekram kedua bahu gue dengan mata melotot dan teriakan-teriakan yang seolah memecahkan gendang telinga gue.

"Kalo gue gak bisa hidup lo juga gak boleh hidup! MATI!!!!"

Mata gue mengerjap beberapa kali, gue bangun.

"Eh? Aku ngebangunin kamu ya?" Gue menoleh dan menemukan sosok Alya yang duduk di kursi samping brankar gue sambil menguliti buah apel.

Gue tersenyum tipis dan menggeleng pelan.

"Gak gue memang pengen bangun. Lo udah lama?"

"Gak juga sih, sekitar 15 menit yang lalu. Waktu aku datang kamu lagi tidur jadi aku niatnya mau bersih-bersih dulu. Tapi aku malah ngebangunin kamu" jawab Alya dan gue hanya terkekeh pelan lalu terdiam dengan tatapan lurus ke kaki gue yang terpasang gips. 

"Yang lain mana?" Tanya gue kembali menatap Alya dengan senyum tipis.

"Zayan, Lyan, ama Sean pergi ke warnet, kalo bang Rahel lagi di rumah bang Tian" jawab Alya masih sibuk dengan apel do tangannya.

"Sialan mereka pergi ke warnet pas gue begini" dengus gue ngebuat Alya tertawa kecil.

"Eum.. Kamu belakangan ini suka tidur ya, sering mimpi indah ya?" Tanya Alya usai tertawa.

Mendengar pertanyaan Alya gue diam sejenak. Mimpi indah?

"KENAPA LO GAK NYELAMATIN GUE?!"

"MATI! LO YANG HARUSNYA MATI!"

"LO BAJINGAN SIALAN! LO HARUSNYA MATI!"

"LIHAT MUKA GUE ANCUR GARA-GARA LO! HARUSNYA LO YANG NGERASAIN INI!!!"

Gue terkekeh pelan "Pffth... Ya kayaknya begitu" jawab gue lalu kembali diam termenung.

"Rakel..." Alya manggil gue ngebuat gue kembali natap dia "kalau Rakel mau cerita, Rakel bisa cerita ke aku. Jangan di pendem, aku bakal dengerin kok" lanjut Alya dengan senyum meyakinkan ngebuat gue lagi-lagi terkekeh pelan.

Tangan gue terulur nyentuh pucuk kepala Alya lalu mengacaknya pelan.

"Gue baik, gak ada yang perlu di ceritain"

RELLAWAYWhere stories live. Discover now