Prologue

5.2K 233 11
                                    

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Suara tinju terdengar keras di sebuah dermaga yang sepi. Seorang pria dengan pakaian yang sudah di lumuri darah terlihat terbaring tak berdaya dengan tangan dan kaki yang terikat oleh tali tambang.

"Udah ni. Langsung buang aja?" Tanya Rangga kepada kedua temannya.

"Yoi, ini yang gue tunggu-tunggu" Jawab Erpan dengan senyum lebar dan binar mata penuh ke antusiasan.

"Tunggu dulu" Seru Elang berjalan mendekati Rakel yang sudah tak berdaya bahkan binar mata pria itu terlihat redup "Punya kata-kata terakhir Rakel?" Tanyanya ketika berada di depan Rakel.

"Lepasin gue..." lirih Rakel hampir tak terdengar.

Elang mendengus "Bilang kata-kata yang bagus kek. Ck, ngebosenin" Cibir Elang.

"Udah langsung aja,Ga, Pan"

"Oke" ujar rangga dan erpan serentak, rangga mengangkat kaki Rakel sedangkan erpan menangkat tangannya. Mereka lalu mengayunkan tubuh Rakel ke kiri dan ke kanan menunggu waktu yang pas untuk melemparkan pria itu ke lautan yang dingin.

"Satu...Dua...Tiga!" Tubuh Rakel terlempar dan terjebur ke lautan yang dingin. Tak ada perlawanan Rakel diam membiarkan tubuhnya semakin tenggelam ke dasar laut. Toh untuk apa bergerak mencoba melepaskan diri kalau akhirnya juga sia-sia dan juga untuk apa tetap berusaha hidup jika ia tersiksa? Inikan yang sebenarnya ia inginkan selama ini? Jadi untuk apa ia mencoba menghentikannya.

'Jadi akhirnya gue mati ya...' batin Rakel memandangi sinar bulan yang mulai menghilang membuat sekelilingnya terasa suram dan gelap.

'...ya lebih baik begini' lanjut Rakel menutup matanya sebagai tanda ia menerima takdirnya ini.

'Tetaplah hidup...' mata Rakel kembali terbuka saat bisik samar berdengung di kepalanya.

'Apapun yang terjadi lo harus hidup' lagi suara itu hadir di kepalanya, Rakel tak bodoh ia tau suara itu berasal dari ingatannya.

Di akhir hidupnya Rakel kembali teringat akan orang yang berjasa besar untuk dirinya selama ini, ia kakak laki-lakinya.

'Hiduplah dengan penuh kebanggaan, karena lo adek gue' 

'Gue benci fakta kalau gue adek lo. Karena gak seharusnya lo punya adek pecundang kayak gue hel...maaf tapi gue gak bisa nepatin janji gue. Gue bakal nyusul lo sekarang....

Rakel kembali menutup matanya merasakan rasa dingin yang mulai menusuk hingga ke tulangnya, dan air yang mulai menerobos memasuki paru-parunya. Ia akan suka rela mati... Karena ini yang ia inginkan, inilah ending yang dinginkan Rakel, ia ingin mati...-

'...Sial! Gue emang mau mati tapi gak gini! Seenggaknya gue mau mati dengan rasa hormat. Fuck! Gue gak mau mati kayak gini!" Rakel kembali membuka matanya raut wajahnya berubah seketika, ia menggeliat ke sana kemari mencoba melepaskan tali yang mengikat tangan beserta kakinya namun sia-sia yang ada kelakuan Rakel membuat air semakin kencang menerobos memasuki paru-parunya.

"Argh" Rakel berteriak merasakan paru-parunya di penuhi air.

'Sial...Gua gak mau mati begini, gue gak mau mati dengan rasa malu begini, gue gak mau mati sebagai budak, gue mau hidup, biarin gue hidup...' pandangan Rakel mulai menggelap, rasa dingin mulai menyelimutinya. Rakel sadar inilah akhir hidupnya.

'Rahel maafin gue...' Batin Rakel sebelum kegelapan mengambil alih pengelihatannya.

TBC...

Haloo!!! Semoga suka ya ama cerita ini ;>















RELLAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang