Chapter 37

854 112 16
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙


Gue melempar tas gue ke sembarangan arah dan langsung membaringkan tubuh gue atas kasur dengan posisi terlentang.

"Dan juga untuk sekarang lo jangan berurusan dengan The Kingdom dulu, terutama dengan..."

Ucapan Logan kembali berputar di kepala gue, tangan gue bergerak melepas kancing seragam gue sembari memikirkan ucapannya.

"Valcer... " Gumam gue mengulang kata terakhir yang di ucapkan Logan tadi.

Ya seingat gue Valcer itu raja kedua ya... Ya jelas sih Logan nyuruh gue hati-hati karena Valcer raja kedua itu artinya dia lebih kuat dari Twoll.

Ya... Lagian gak ada alasan gue buat berurusan dengan Valcer gue juga gak ada niatan buat dekat-dekat mereka. Hah, terserahlah gue cuma perlu hati-hati.

"...Jaga abang lo"

"Dia... Adalah orang yang menciptakan The Kingdom, samuel morgan"

Sekarang ucapan Lizea yang terlintas di kepala gue, gue merubah posisi tidur gue ke samping.

Samuel Morgan? Gue belum pernah dengar nama ini sebelumnya, siapa? Sekuat apa dia sampai bisa jadi pencipta The Kingdom? Apa gue harus mewaspadainya juga?

Lizea nyuruh gue buat melindungi Rahel dari dia, apa itu artinya dia lebih kuat dari Rahel? Kalo dia aja lebih kuat dari Rahel gimana caranya gue ngelindungin Rahel?

Di bayangan Lizea gue sekuat apa sih? Dan juga ngomongin Rahel gue jadi teringat tawarannya untuk gue masuk ke Hellura. Gue belum nemu jawaban untuk ajakan Rahel, haruskah gue menerimanya?

Ya masuk ke Hellura juga bukan hal buruk. Gue gak mau Hellura jadi geng kriminal dan dengan gabung ke mereka gue bisa ngendaliin mereka agar gak jadi kriminal. Dan juga masalah Samuel Morgan, gue juga bisa ngelindungi Rahel dari dia kalo gue gabung ke Hellura.

Lagian juga tujuan gue adalah melindungi Rahel dan Hellura, dan dengan gabung ke Hellura semuanya pasti jadi lebih mudah. Gak hanya untuk masa depan Hellura, masa depan gue juga pasti bakal berubah kalo gue gabung ke Hellura.

"Jadi... Apa sebaiknya gue terima aja ya?" Gumam Gue.


***


Brak

Suara pintu yang di banting terdengar keras kala Dafa baru keluar dari ruangan itu. Ia mendengus dengan ekspresi jengah.

"Guru sialan" Umpat Dafa, ya dia sedikit terkena kendala saat ingin mengambil raport yang mengharuskannya mengambil raportnya di ruang guru.

Dafa mengayun-ayunkan raport di tangannya sembari berjalan malas untuk pulang dengan mulut yang tak berhenti mengunyah permen karetnya.

Kala menuruni tangga langkah Dafa terhenti saat mendengar suara berisik di bawah tangganya.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Akh assh... Ampun... Tolong lepasin gue... "

"Lo pikir lo bakal kita lepasin hah? Bentar lagi libur, ini kesempatan gue buat nyiksa lo sepuas gue"

Bugh!

Dafa lagi-lagi mendengus "Manusia-manusia sampah" Gumam Dafa dan melanjutkan langkahnya untuk menuruni anak tangga dan mengabaikan apa yang ia lihat. Lagi pula hal itu sudah biasa terjadi.

Ini Lyanharth, hal seperti itu adalah hal yang lazim jadi ya Dafa tidak mau ikut campur.

Namun baru beberapa langkah Dafa meninggalkan tangga tadi suara teriakan melengking menarik perhatian Dafa.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now