Chapter 28

963 108 13
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙

Bastian dengan sigap melesat menahan kepala Rakel sebelum kepala bocah itu menghantam tanah. Dan dari arah gerbang taman terlihat Sean, Zayan, dan Dafa berlari menghampiri mereka.

BUGH!

Tubuh Arga jatuh seketika ke tanah kala Billy entah dari mana menghantam wajahnya.

"LO NGAPAIN BANGSAT?!" Teriak Billy murka.

Namun bukannya merasa bersalah Arga malah tertawa dengan tatapan kosong.

"Hahaha, ini bukan salah gue. Ini semua kemauan dia, g-gue gak salah apa-apa hahaha" Oceh Arga ngawur.

Mendengar ocehan Arga Billy mengerutkan keningnya keheranan, ia langsung mencengkram kerah baju Arga masih dengan amarah yang meledak-ledak.

"NGOMONG APA LO BANGSAT?! INI SEMUA SALAH LO SIALAN!" Bentak Billy berteriak lalu kembali menghajar Arga. Sial! Padahal dia datang lebih dulu dari Dafa, ia sudah melihat jelas kala Arga berlari hendak menusuk Bastian. Harusnya dia bisa menghentikan Arga tapi.... Argh! Akibat kecerobohannya kini malah Rakel yang terkena serangan Arga.

Di saat Billy membabi buta menghajar Arga, Zayan, Sean, Dafa, dan Bastian kini panik karena Rakel sudah tak sadarkan diri. Wajah anak itu perlahan-lahan mulai memucat bersamaan dengan darah yang terus mengalir keluar dari tubuhnya.

"Rakel bangun Rakel! " Teriak Bastian menepuk pelan pipi Rakel namun tak ada sautan sama sekali.

"K-kita harus ngehentiin pendarahannya!" Ucap Zayan menekan luka Rakel yang tak berhentian mengeluarkan darah. Mendengar ucapan Zayan, Sean tanpa basa basi langsung membuka bajunya dan ikut menekan luka Rakel.

"G-gimana ini bisa... " Logan hanya bisa duduk lemas di tempatnya terjatuh tadi sembari memandangi tubuh Rakel yang sudah bersimbah darah. Tubuh Logan bergetar hebat, padahal baru beberapa menit lalu ia berpelukan dengan Rakel tapi sekarang anak itu sudah terbaring tak berdaya.

Ini semua karenanya, harusnya ia tak mempercayai ucapan bajingan itu begitu saja. Harusnya ia menuruti Rakel saja, dan Seharusnya sejak awal ia tidak masuk ke dunia sampah ini seperti yang Lizea bilang. Seandainya ia melakukan semua itu Rakel tidak mungkin mengalami hal ini, ini semua salahnya.

"Uhuk!" Rakel kembali batuk darah yang membuat seluruh orang di sana semakin panik.

"Dafa apa ambulance nya masih lama?!" Tanya Bastian semakin panik karena kondisi Rakel yang semakin memburuk.

"Mereka lagi di perjalanan" Jawab Dafa, pria itu hanya berdiri menatap Rakel dengan tatapan tak percaya. Dari awal Dafa tau kalau Rakel itu memiliki nyali yang besar, tapi ia tak menyangka Rakel akan segila ini.

"Goblok, tolol, bego, kampret...sebenarnya apa yang lo lakuin sialan. Kenapa lo gak lari aja bangsat" Umpat Sean matanya terlihat memerah menahan tangis dengan tangan yang terus menekan luka Rakel, sedangkan Zayan anak itu sudah menangis duluan.

Air mata Zayan tak henti-hentinya keluar meskipun anak itu sudah berkali-kali menyekanya dan menghapusnya air matanya tetap aja turun. Akhirnya Zayan berhenti menyeka air matanya dan melepaskan tangisnya sehingga taman itu kini di isi oleh isakan tangis Zayan.

Brrrmm! Brrrmm!!

Suara deru motor membuat jantung Dafa, Bastian, dan Billy terasa berhenti berdetak. Suara deru motor ini mereka sangat mengenalinya, ini adalah suara motornya...

"Rahel... " Lirih ke tiganya serentak, saat mereka menoleh ke pintu taman Rakel sudah ada di sana mematikan motornya dan bersiap untuk turun.

Dari Rahel mematikan motornya tatapannya sudah terpaku pada sosok yang terbaring dengan di kelilingi banyak orang di pangkuan Bastian. Bahkan sampai Rahel turun dari motornya ia tak mengalihkan seincipun tatapannya.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now