Chapter 45

800 96 15
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙



"Rakel dan kak Lexa di culik...?" Tanya Zayan dengan nada tak percaya dan suara yang hampir tak terdengar.

Kini Zayan, Lyan, Sean, Dan Alya berkumpul di Aporia Cafe atas ajakan Lyan untuk membahas masalah yang sekarang menimpa mereka. Walau biasanya Lyan akan memilih untuk tetap diam karena ia tidak peduli tapi entah kenapa ia merasa harus memberitahu tiga orang ini. Apa karena mereka teman makanya Lyan merasa perlu memberitahu mereka? Entahlah Lyan tidak paham perasaannya sendiri.

"Ya seperti yang lo dengar tadi, mereka di culik oleh Valcer" lyan mengangguk singkat dengan tatapan datar pada Zayan.

"Tapi bagaimana bisa?" Alya bersuara dengan sorot khawatir yang sangat jelas dan suara yang sedikit bergetar.

"Gara-gara Bela kan?" Sean menyaut membuat ketiganya langsung menatapnya dan mendengar tebakan Sean, Lyan hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Sean lalu mendengus "Hah... Udah gue duga"

"Lalu gimana? Gimana cara kita nyelamatin Rakel dan kak Lexa?" Tanya Zayan walau terdengar tenang ada sedikit getaran di suara Zayan. Ya sudah pasti ia ketakutan dan khawatir sekarang, karena kakaknya kini dalam bahaya dan temannya pun ikut terseret.

Dan juga Zayan sedikit merasa bersalah, seandainya saja ia tid-

Tuk!

"Akh!" Zayan meringis kesatian saat pucuk kepalanya di pukul pelan oleh Sean.

"Jangan pikir ini salah lo atau mikir seandainya aja bla bla bla. Gue yakin kakak lo pasti ketemu begitupun Rakel, jadi jangan nyalahin diri lo sendiri. Lo lupa siapa abang Rakel dan siapa gue? Kita gak akan tinggal diam, gue bakal cari kakak lo dan Rakel sampai ketemu tenang aja. Lagian..." Sean tersenyum miring.

"Rakel ada di sana, percayakan aja semuanya pada Rakel. Kalau kita gak bisa nemuin dia gue yakin dia yang bakal datang ke kita" sambing Sean dengan sorot mata penuh keyakinan dan kepercayaan.

Dan ucapan Sean seketika membuat suasana di antara mereka mencair, Lyan yang tadi memasang ekspresi dingin dan kakunya kini terkekeh kecil. Alya yang sedari tadi ketakutan kini mulai tenang begitupun Zayan, ekspresi anak itu kembali cerah tak lagi suram.

"Pffthh, We have a motivator here" ledek Lyan membuat Sean langsung melotot mendengar ucapannya dengan wajah yang memerah.

"Apanya! Gue cuma bilang fakta ya anjing!"

"That's a compliment, dummy. Kenapa lo malah marah?" Cibir Lyan menopang dagunya dengan satu tangan dan ucapan Lyan membuat Sean semakin panas terutama karena ia di panggil 'Dummy'.

Zayan ikut cekikikan "Itu karena Sean salting jadi dia marah" ledek Zayan dan tak sampai sedetik Sea sudah menjetik dahinya hingga memerah "Akh! Lyan yang ngejek kok gue yang kena imbasnya?!" Dumel Zayan mengelus jidatnya dengan wajah cemberut.

"Lo yang deket ama gue" Ucap Sean tanpa rasa bersalah kini ekspresinya kembali datar, namun walau begitu ia tersenyum tipis kala melihat suasana di sekitarnya mulai meringan dari sebelumnya.

Dan tanpa ada yang menyadari Sean sedari tadi sudah meremas kuat hp di tangannya, ia sendiri marah hanya saja ia menutupinya dan berusaha tetap tenang agar tidak memperburuk keadaan.

Jika Rakel tidak ada di sini maka ia akan menggantikan anak itu sebagai pencair suasana dan penenang.

'Rakel....jangan sampai lo bernasib seperti Jerry' -Batin Sean dengan urat leher yang mulai menonjol dan rahang yang mengeras.

RELLAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang