Chapter 20

985 107 0
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾RELLAWAY☽༓・*˚⁺‧͙


"Gue pulang" Seru Rakel.

Rahel yang tengah bersantai menonton tv sontak berdiri dengan ekspresi kaget dan panik kala menoleh ke Rakel dan menemukan adiknya itu tengah bersama Lyan. Yang membuat Rahel semakin terkejut adalah kondisi kedua bocah itu, Lyan berjalan dengan wajah babak belur sembari membopong Rakel yang terlihat pincang. Apa yang sudah terjadi?!

"Apa-apaan kalian?" Decak tak percaya keluar dari bibir Rahel, ia lalu beralih menatap tajam Lyan "Apa yang udah lo lakuin?!"

"Nothing" Jawab Lyan acuh tak acuh.

"Nothing?! Lalu kenapa kondisi Rakel bisa sampe begini?!" Rahel berteriak marah pada Lyan membuat Rakel berdesis untuk menyuruh kakaknya itu diam.

"Bukan Lyan yang buat gue begini, kalo gue berantem ama dia gak mungkin kondisi gue lebih baik dari dia" Ujar Rakel menyadarkan Rahel yang di kabuti kemarahan, Rahel menatap Rakel dari ujung rambut sampai ujung kaki. Emang benar adiknya itu tak separah Lyan, hanya ada beberapa luka lecet pada Rakel itu artinya mereka memang tidak bertengkar. Lalu kenapa mereka begitu?!

"Terus kenapa kalian bisa sampe begini hah?!" Tanya Rahel lagi.

"Itu ceritanya panjang yang jelas Lyan udah nyelamatin gue" Ujar Rakel sembari menduduki dirinya di sofa, Lyan yang mendengar ucapan Rakel mengernyit bingung. Jelas-jelas bocah itu yang menyelamatkannya, lantas kenapa Rakel berbohong?

"Ceritain singkatnya aja! Gimana bisa orang paling berbahaya buat lo nyelamatin lo?!" Desak Rahel ngebuat Rakel berdecak kesal. Abangnya ini memang gak bisa santai sedikit.

"Orang yang datang kerumah kita malam itu, dia datang dan nyerang gue lagi. Dan Lyan yang nyelamatin gue" Lagi-lagi Rakel berbohong.

"What you mean?" Lirih Lyan yang hanya bisa di dengar Rakel karena posisinya Lyan berdiri di dekat Rakel. Rakel hanya menatap Lyan saat mendengar lirihan anak itu lalu menghela nafas.

"Lo nyelamatin adek gue?" Tanya Rahel dengan alis bertaut memandang Lyan sedangkan Lyan hanya diam tak menjawab sedikitpun, bahkan Lyan tak mengangguk ataupun menggeleng. Anak itu hanya diam membalas tatapan Rahel dengan sorot dingin. Rahel mendengus kala tak menemukan maksud dari tatapan Lyan, adiknya maupun anak ini susah sekali di tebak.

"Hah... Untunglah lo gak kenapa-kenapa" Ujar Rahel mendaratkan telapak tangan kanannya di pucuk kepala Rakel. Rahel sempat kaget karena Rakel hanya diam saja ia gitukan, biasanya anak itu akan langsung menepis tangannya.

"...Hel, gue udah buat keputusan" Ujar Rakel setelah cukup lama diam.

Rahel mengernyit "Keputusan apa?"

"Gue bakal lanjut belajar bela diri" Elusan Rahel pada kepala Rakel langsung terhenti usai ucapan anak itu, Rahel menarik tangannya menjauh. Suasana di sekitar mereka kembali mencekam.

"Apa maksud lo? Bukannya kita sudah sepakat?" Dingin Rahel.

Rakel yang tadi menatap lurus lantai kini memindahkan tatapannya pada Rahel "Gak bisa Hel, lo sendiri yang tau kalo hidup kita berdua selalu di intai dengan bahaya. Gue harus bisa bela diri buat ngelindungi diri–" Belum Rakel menyelesaikan ucapannya Rahel memotong dengan membentaknya.

"Udah gue bilang gue bakal ngelindungin lo!" Bentak Rahel marah.

Tatapan Rakel menajam tak percaya dan tak habis pikir dengan jalan pikir abangnya ini.

"Lo emang bakal ngelindungin gue, tapi siapa yang bakal ngelindungin lo?" Seuntai pertanyaan yang di lontarkan Rakel membuat Rahel tak dapat berkutik lagi "Gue bukan belajar bela diri buat diri gue, tapi buat lo. Gue gak bisa terus-terusan jadi pihak yang di untungin di sini sedangkan lo terus aja menderita. Gue gak bisa Hel, karena itu gue mau belajar bela diri" Lanjut Rakel lagi.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now