‧͙⁺˚*･༓☾RELLAWAY☽༓･*˚⁺‧͙
Gue duduk di taman sekolah dengan ekspresi datar, yah sejak Rahel gak balik-balik suasana hati gue jelek banget.
Gue gak tau tuh orang kenapa, apa dia marah ama gue? Tapi kenapa coba? Perasaan gue gak ada salah.
Gue mendengus lalu menyenderkan tubuh gue kepala bangku taman itu dengan mata yang lurus ke langit. Gue mengernyit sejenak menyesuaikan pandangan gue.
Langit hari ini cerah banget dan cantik.
"Rakel" Gue tersentak saat view langit tadi seketika tertutupi dan tergantikan oleh wajah Bela.
Gue diam sejenak lalu tersenyum tipis "Bela... Sejak kapan lo udah sekolah?" Tanya gue memperbaiki cara duduk gue, Bela yang tadi berdiri di belakang bangku sembari mencondongkan tubuhnya kini berjalan ke hadapan gue.
"Sejak hari ini" Ucap Bela.
Gue tersenyum dan bergeser lalu menepuk bagian samping gue, menyuruh Bela duduk namun Bela langsung mendelik dan menggeleng.
"Ewh, gak mau gue di sini aja" Tolak Bela menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Yah wajar aja sih, gue ama Bela sebelumnya emang gak dekat banget. Dan juga setelah kejadian gue nyelamatin dia kayaknya ada rumor aneh-aneh soal gue ama dia, contohnya kayak...
'gue pacaran ama Bela'
Yah itu jelas hoax, gue pacaran? Itu mustahil dan Dengan Bela? Itu lebih mustahil.
Tapi, gue memandangi Bela yang memalingkan wajahnya ke arah lain memperhatikan sekitar dengan ekspresi dingin khasnya.
Gue tersenyum miring "Kenapa? Lo deg deg an duduk di samping gue? Well... Well... Gue paham,wajar buat cewek jatuh cinta dengan orang yang nyelamatin dia, yakan?" Gue membalas ucapan Bela tadi, kembali menyenderkan tubuh gue sembari merentangkan tangan gue.
Bela menatap gue dengan delikan jijik sedangkan gue cuma menaik turunkan alis gue dengan senyum miring.
"Berenti omong kosong, lo emang nyelamatin gue tapi lo gak sampe ngebuat gue jatuh cinta. Dan juga lo 100% bukan tipe gue, jadi jangan ngomong aneh-aneh!" Ucap Bela melotot dengan jari telunjuk yang terangkat, yah posisi nya sekarang emang keliatan kayak dia lagi ngomelin gue dan entah kenapa ini... Seru.
Senyum gue semakin melebar "Kalo gitu sini duduk" Ucap gue menunjuk tempat kosong di samping gue dengan dagu gue.
Bela terlihat ingin bicara namun tak jadi dan malah memijit kepalanya sembari menghela nafas.
Saat itulah gue menyadari ada yang aneh dengan Bela, gue memicing, senyum gue seketika menghilang.
"Bela lo potong rambut?" Tanya Gue saat tak melihat rambut Bela dari sela-sela kupluk hoodie yang dia pakek.
Mendengar pertanyaan gue Bela yang tadi kesal langsung tersentak lalu tersenyum canggung.
"Yah... Gue udah nyoba rapiin tapi tetap gak bisa dan kata kang cukurnya juga biar gak keliatan berantakan lebih bagus kalau di potong pendek dulu jadi ntar pas tumbuh bagus lagi. Soalnya rambut gue juga rusak" Jelas Bela, gue memiringkan kepala gue dengan dahi mengernyit.
"Seberapa pendek?" Tanya gue, yah karena gue gak lihat sehelai rambutpun, gue jadi curiga rambutnya lebih pendek dari rambut gu—
"0,4 cm" Jawaban Bela membuat pikiran gue langsung kosong.
Gue menatap Bela yang tak berekspresi sedikitpun, dan keliatan udah menerima keadaannya.
0,4 cm? Gue aja yang cowok di suruh motong segitu gak akan mau, ini dia cewek. Padahal dulu rambut Bela itu...
YOU ARE READING
RELLAWAY
Action"Kita punya tujuan yang sama Hel, bedanya lo ngelindungi gue untuk masa depan sedangkan gue melindungi lo dari masa depan" Setelah kematian kakak laki-lakinya tak seharipun Rakel bisa hidup dengan tenang. Di usir oleh ayahnya, di aniaya dan di perbu...
