Zayan menoleh "apa?" Tanya Zayan. Gue tersentak dan menyengir lalu menggeleng.

"Gak, gak penting kok" Jawab gue dan Zayan cuma ber O ria. Setelahnya dia kembali menonton perkelahian Lyan dan Sean.

Dan gue kembali tenggelam kedalam pikiran gue sendiri.

Gue menyadari saat Lyan melawan LV, dia... Belum mencapai kedudukan LV. Padahal seharusnya sekarang kekuatan Lyan sudah setara dengan LV, tapi ternyata nggak. Dia berhasil di kalahin LV malam itu.

Itu udah cukup sebagai bukti kalau perkembangan Lyan melambat, kenapa ya? Apa karena gue temenan ama dia? Yah seharusnya kalau Lyan terus ama Hellura gue rasa dia bakal berkembang lebih cepat dari ini.

Apa... Lyan menahan diri ya? Buat apa? Menyamai kedudukan kami?

Gue melirik Zayan lalu melirik Sean.

Kayaknya bener...

Kami yang ada di sini gak ada satupun yang bisa menyamai kegeniusan Lyan. Kalau aja seandainya Lyan gak menahan diri kami semua mungkin akan tertinggal jauh.

"Hah..." Gue menghela nafas lalu berdiri. Ngebuat Zayan langsung menoleh ke gue.

Gue tersenyum tipis

"Udah cukup lama ya" ucap Gue ngebuat Sean dan Lyan langsung berhenti dan menatap gue bingung.

"... Kita gak sparing" Ucap gue tersenyum miring dan setelah ucapan gue Sean ikut tersenyum begitupun dengan Lyan.

"Bener juga yah... Lokan masih murid gue" Ucap Sean terkekeh pelan.

"Pffth, So how?" Lyan ikut terkekeh dan bertanya.

*Jadi bagaimana?

Gue melirik Zayan "Itu kita tanyain ke pak Wasit ini"

Zayan menyeringai sembari berdiri "Pffth, hari ini gue gak akan jadi wasit...."

Sret! Puk!

Perhatian gue, Sean, dan Lyan langsung tertuju ke sebuah sendal yang tersangkut di lampu taman.

"Sendal gue!" Sean berteriak marah dan melotot kepada Zayan sebagai pelaku pelempar.

"Siapapun yang berhasil ngambil tuh sendal pertama kali... Dia yang menang di sparing ini" tak memperdulikan amukan Sean, Zayan menjelaskan tujuannya dan setelah mengatakn itu.

Swush!

Gue membelalak saat anak itu tak lagi di samping gue dan sudah hampir mencapai tiang yang jaraknya mungkin kurang lebih 70 meter dari tempat kami berdiri sebelumnya.

"What the?!"

Bugh!!!

Zayan yang hampir mencapai tiang itu dan bersiap meloncat langsung bergeser ke samping setelah mendapati tendangan dari Lyan.

"Hey, Say if it has started, cheating"

*Hey, katakanlah kalo sudah mulai, curang

Zayan terkekeh pelan "Pffth, tanpa gue bilang kalian pasti sudah tau, kan?"

"Teruslah bicara dan kalian akan kalah"

Bugh!

Sean menginjak bahu Lyan dan meloncat untuk mencapai sendal itu namun pandangan Sean yang tertuju pada sendal itu langsung terhalang saat sebuah kaki menghalangi pandangannya dan hendak menghantamnya.

Bugh!

Sean kembali jatuh ke tanah setelah terkena serangan gue.

"Apa kalian lupa ama gue?" Ucap gue tersenyum miring "Jangan curang Zayan, permainan baru di mulai..."

RELLAWAYWhere stories live. Discover now