Bela menunduk sembari mengepalkan tangannya, apa dia marah ya?

"Bacot!" Teriaknya dan langsung berlari ninggalin gue gitu aja. Dia marah beneran? Guekan bilang gitu demi kebaikan dia, lagian kalo dia dekat ama tiga setan itu gue yakin dia tau mereka gimana.

Tapi kenapa Bela tetap mau berurusan ama mereka? Apa dia suka ya ama salah satu dari mereka? Hah... Gak habis pikir gue bisa-bisa dia suka ama iblis begitu.

Tapi... Ekspresi dia tadi.

Gue kembali teringat ekspresi Bela saat menunduk tadi, gadis itu menggigit bibir bawahnya dengan sorot mata yang keliatan sedih.

"Kenapa dia masang ekspresi begitu? Buat gue ngerasa gak enak aja" Gumam gue menggaruk tengkuk gue sembari kembali berjalan menuju halte.

***

Bela berlari menyusuri sebuah gang sempit yang seolah tak berujung, ia sudah sangat telat sekarang apa lagi karena kejadian tabrakan dengan Rakel tadi membuat waktunya terbuang sia-sia.

Bela semakin mempercepat langkahnya kala matanya menangkap tiga sosok pria yang ada di ujung gang itu.

"Datang juga princess" Ledek Erpan dengan tatapan malas.

"Bisa-bisanya lo ngebuat majikan lo nunggu, nantangin?" Desis Elang mendekati Bela yang masih ngos-ngosan.

"Ingat Bela, gue masih belum maafin lo soal kejadian di depan mini market itu. Walaupun gue udah buat semua ini" Elang menarik tangan Bela lalu menyingkap lengan bajunya memperlihat beberapa luka sayatan dan beberapa luka bakar yang masih basah "Rasanya nyayat leher lo aja masih belum bisa ngereda in amarah gue hari itu" Lanjut Elang melotot menyeramkan.

"Tapi... Kalo gue nyayat leher lo sekarang, semuanya bakal selesai. Gak seru kalo gitu, dan saat gue pikir apa yang seru sebuah ide terlintas di kepala gue. Bela... Jari lo cantik ya" Elang yang tadi melotot kini tersenyum sangat manis sembari menyelipkan jemarinya di antara jemari Bela lalu mengangkat tangan gadis itu di depan wajahnya.

"Lo mau ngapain? " Tanya Bela waswas.

Elang mendekati punggung tangan Bela ke bibirnya "Budak gak seharusnya punya jari secantik ini... Jadi... " Tangan kiri Elang masih terus menggenggam tangan Bela dengan tangan kanan yang kini bergerak menyentuh jari telunjuk Bela.

Jantung Bela berdegup tak karuan, ia takut, ia sangat takut sekarang.

Elang memainkan jari telunjuk Bela dengan senyum sikopat khasnya, terkadang ia memijitnya pelan, ya bagi orang asing tindakan Elang sama sekali tidak mencurigakan tapi bagi Bela ia tau Elang akan melakukan sesuatu yang jahat.

Bela menatap Erpan dan Rangga yang masih di tempat mereka dengan kekehan pelan, keduanya tidak mendekat dan Elang juga tidak memakai senjata. Lalu apa yang akan Elang lalukan pada jarinya sekarang?

Apa yang akan pria itu lak–

KREK!


"AAAAKKKHHHH!!!" Bela berteriak kencang kala jarinya di tekan Elang ke arah punggung tangannya hingga menghasilkan suara tulang yang patah.

"Hah! Hah! Sakit hiks! Hahh!! hiks!!" Bela menarik tangannya dan menggenggam erat jari telunjuknya yang kini melentik mengarah ke punggung tangannya.

Jarinya benar-benar patah...

Bela menangis sejadi-jadinya karena kesakitan sekaligus syok melihat jarinya yang kini bengkok ke belakang.

RELLAWAYHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin