Seketika gue lega ngedengernya, enak ya punya temen yang pengertian begini.

"Oh ya Sey, si Kanaya gimana?" Gue kembali bersuara membuka topik baru dengan Sean.

"Baik, hari ini dia mulai sekolah tadi gue ketemu di gerbang. Bapak gue juga ntar dateng jadi ya biarin bapak gue ngurus sendiri masalah pengobatan neneknya" Jawab Sean.

"Lo gak bilang soal kejadian tadi malem?"

Sean menggeleng "Gak ada alasan buat gue bilang kedia"

Gue mangut-mangut paham, ya lagian juga gak ada yang bisa di pamerin dari sebuah petarungan. Walau niat kita baik di mata orang lain bertarung tetaplah hal buruk.

"Oya, gimana lo bisa tau kalo mereka bakal ke situ?" Tanya gue lagi, ya gue agak bingung sih gimana Sean bisa tau tempat tujuan trio bangsat ntuh.

Kalo gue tau tempat itu ya jelas karena Lyan, tapi Sean? Dari mana dia tau?

"Ah itu... Gue nanya Bela"

"Bela?" Ulang gue

Sean mengangguk "Ya, tu anak juga campur tangan soal masalah Kanaya. Dia yang ngenalin Kanaya ke bajingan-bajingan itu, dan dia juga nontonin waktu Kanaya di siksa. Entahlah gue rasa dia suka ama salah satu bajingan itu" Jelas Sean ngebuat gue kaget.

Bela? Suka sama salah satu dari iblis itu?! Gila, apa yang di sukainya?! Ya gue tau mereka ganteng sih, tapi dia pasti ngeliat gimana perilaku mereka. Gimana dia bisa suka, dan parahnya lagi dia nyeret orang lain untuk mainan tiga iblis itu.

Gue gak pernah tau Bela itu cewek kek gini.

Ah kalo di pikir-pikir lagi dia juga pernah ngomongin hal buruk soal Alya di depan gue... Hmm, wajar sih dia suka ama salah satu dari tiga bajingan itu.

  
Rakel Pov off

  Di saat Rakel sibuk berpikir, Sean juga tenggelam dalam pikirannya di mana ia menemui Bela kemarin sore.

Flash Back on

Sean berdiri sembari bersender pada tembok yang ada di belakangnya menunggu kedatangan Bela. Dan tak lama ia berdiri di sana sosok gadis berambut sepundak terlihat berjalan riang ke arahnya. Ya tanpa perlu banyak berpikir Sean sudah tau gadis itu Bela.

Saat Bela melewatinya Sean dengan sigap menahan tangan gadis itu yang berayun ke depan dan ke belakang.

"Kyaa! Apa-apaan l–Arsean?" Bela yang tadi hendak memaki kini langsung terdiam melihat sosok yang menarik tangannya.

"A-apa? Kenapa lo di sini?" Tanya Bela gugup dengan pipi yang memerah sambil memegang pergelangan tangannya yang tadi di tahan oleh Sean.

"Di mana Kanaya?" Tanya Sean to the point, membuat ekspresi malu-malu Bela langsung sirna seketika.

"Hah? Kenapa lo nanyain tuh cewek ke gue?" Tanya Bela ketus.

"Beberapa hari ini Kanaya gak masuk, dan terakhir kali Rakel ngeliat lo sama dia. Lo pasti taukan dia di mana"

Bela mendecih pelan "Hah? Kapan gue sama di–"

"Kemarin sore pulang sekolah" Potong Sean menjawab sebelum Bela sempat bertanya.

"A-apaan? Mana ada, gue aja kemarin di rumah doang. Salah liat kali dia" Gagap Bela, raut mukanya mulai berubah sedikit panik.

"Kalo cuma Rakel yang bilang gue mungkin agak yakin kalo dia salah liat, tapi masalahnya temen gue yang lain juga bilang dia ketemu dengan lo dan Kanaya, jadi lo masih mau bohong" Ucap Sean lagi dengan nada datar yang malah terkesan mengintimidasi bagi orang-orang yang pertama kali berbicara dengan Sean.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now