Apa? Belajar bela diri?

"Gak!"

"Apa?! Gak ada kata gak mau! Lo harus mau!" Bentak Sean tegas.

"Nggak!" Gue nolak lagi tapi Sean gak memperdulikannya dan malah narik kerah baju gue untuk ikut dia.

"Gak ada penolakan! Ayo kerumah gue, gak malu apa jadi beban dunia?" Ejek Sean yang ngebuat gue seperti kena ulti. Kampret ni anak.

***

Lyan berjalan mendekati Rahel yang duduk sendiri di atas singgasananya dengan jubah hitam berlambang H di tubuhnya.

"What's up" Sapa Lyan berhenti tepat di belakang Rahel.

Tanpa menoleh Rahel bersuara "Rakel minta lo di keluarin dari Hellura, apa yang udah lo lakuin ke dia?"

"Gue gak ngelakuin apapun, ketemu aja baru kemarin" Jujur Lyan mengangkat bahunya singkat.

"Kalo emang bener begitu dari mana dia tau lo bahaya dan minta lo di keluarin dari Hellura?! " Rahel menoleh dengan tatapan tajam sedangkan Lyan tetap dengan wajah datar dan tatapan dinginnya.

"I dont know, kenapa lo tanya gue? Tanya ke dialah. Dari mana dia tau soal gue, apa aja yang dia tau, harusnya lo tanya ke dia bukan ke gue" Ujar Lyan membuat Rahel mendengus dan memalingkan wajahnya ke depan. Lyan benar, harusnya ia menanyakannya ke Rakel tapi jika ia mulai berbicara dengan adiknya itu pasti akan berujung pertengkaran.

Rahel tidak mau bertengkar dengan Rakel, ia selalu merasa setiap mereka bertengkar merek semakin jauh. Perbedaan pendapat, dan sisi-sisi Rakel yang baru Rahel ketahui membuat Rahel takut.

Bagaimana jika adiknya itu tidak membutuhkan dirinya lagi? Hah... Memikirkannya saja membuat Rahel pusing tujuh keliling, apa lagi jika beneran terjadi. Ia tak tau lagi apa yang akan ia lakukan di hidupnya nanti.

"Gue... Ngediriin Hellura untuk Rakel" Ujar Rahel mengalihkan topik pembicaraan mereka "Lo taukan kalo gue anak dari Aston Gabridipta, lambat laun orang lain juga bakal tau gitu juga musuh Aston. Karena itu gue ngediriin Hellura, agar saat hal itu terjadi Rakel punya tempat Berlindung. Tapi sayangnya tu anak benci sama Hellura dan dia malah minta gue buat gak ngelindungi dia"

"Of course, buat apa dia suka sama orang yang juga benci dia" Respon Lyan, ya dia emang tau kalo rata-rata anggota Hellura membenci Rakel karena mulai dari Dafa yang menceritakan kalau Rakel meminta Lyan keluar dari Hellura seluruh anggota Hellura yang ada saat itu langsung riuh mencaci maki anak itu. Kebencian yang mendalam namun tak bisa tersampaikan karena terhalang ketua mereka. Ya Lyan tau itu.

"Hellura memang benci Rakel tapi mereka gak akan nyakitin Rakel" Balas Rahel terdengar sinis dan tak terima akan ucapan Lyan.

"Who knows?" Lyan menghela nafas sejenak "Dia mungkin berpikir kalo Hellura memang ngelindungi dia saat ini, tapi gak menutup kemungkinan Hellura akan menyerang dia suatu hari nanti. Apa lagi fakta kalau Hellura benci dia itu gak akan bisa dirubah. Jadi gue rasa wajar dia jaga jarak dari Hellura" Lanjut Lyan membuat Rahel bungkam.

Rahel tak pernah memikirkan itu sebelumnya, Hellura yang akan menyerang Rakel? Apa itu mungkin? Mustahil ia akan menyerang Rakel yang statusnya keluarganya satu-satunya. Kemungkinan macam apa itu?

"Dan juga, kalo suatu saat nanti lo mati karena ngelindungin dia. Gue bakal habisin adek lo" Ujar Lyan yang langsung membuat suasana di sekitar keduanya mencekam.

"Apa maksud lo?" Rahel berdiri dan berbalik menghadap Lyan, tatapan matanya entah kenapa terasa di selimuti kegelapan yang malah membuat Lyan semakin bersemangat.

RELLAWAYWhere stories live. Discover now