ARGAN [END]

67 - Kemungkinan

Punten...

Ada yang nungguin?

Kalian tim gercep apa nanti aja?

Baca ini jam berapa?

Absen askotnya donggg

Btw, untuk bayaran part besok, aku minta 500 vote + 700 komen, bisa?

Part ini belum aku edit juga ya, aku minta tolong kalau ada typo atau yang lainnya, tolong kasih tau aku hehe...

Selamat membaca❤

"Kamu mau bolos lagi hari ini?" Tanya Lara dengan mata memincing.

Argan mengangguk, "rencananya gitu."

Lara mendelik, "enggak ya, Argan."

"Iya, enggak." Kata Argan.

Lara tersenyum, "tumben kamu cepat nurut,"

"Gak apa-apa, sama pacar ini." Balas cowok itu jahil.

"Apa si, Gan," Lara geleng-geleng kepala.

"Ayo ke kantin." Ajak Argan. Tapi tanpa menunggu persetujuan Lara, cowok itu langsung merangkulnya pergi ke tempat yang cowok itu mau.

"Kamu maksa, bukan ngajak," Lara mencibir.

Argan tidak membalasnya. Dengan tangan yang ia taruh di bahu Lara, jemari tangan cowok itu berulah jahil dengan menekan-nekan pipi Lara menggunakan telunjuknya.

"Ngapain ke kantin?" Tanya Lara tanpa berkomentar akan tingkah Argan yang seperti itu.

Semenjak mereka berpacaran, Lara memang menjadi semakin terbiasa dengan semua ulah jahil tangan cowok itu. Entah mengacak rambutnya ataupun mengusap pipinya, itu sudah bukan hal baru lagi bagi Lara ketika Argan berada di dekatnya.

"Mau nafkahin lo," jawabnya asal.

"Nafkahin apanya coba?"

"Ngasih lo makan," perjelasnya.

Lara mendengus, "Gan, bisa gak sih ngomongnya jangan gitu banget?"

"Kenapa emang?" Tanya Argan tanpa dosa.

"Tau gak sih? Kamu ngomong gitu kayak kamu mau ngasih makanan ke hewan peliharaan kamu," cibirnya.

"Masa?"

"Iya, Argan!"

Argan mengedikkan bahunya, "gue gak pernah lihat hewan peliharaan yang kayak lo,"

Lara mengangkat kepalanya untuk melihat cowok yang tingginya melebihi dirinya itu, "emang aku kayak gimana?"

"Gue gak tahu harus bilang lo itu terlalu baik, polos, atau bego," jawab Argan tanpa merasa bersalah.