40 - Antara Roy dan Clara

40.4K 3.5K 309
                                    

Hari yang ditunggu Clara akhirnya tiba juga. Satu hari sudah berlalu sejak Argan benar-benar seharian penuh menemaninya pergi ke tempat mana pun yang gadis itu mau. Argan juga sangat memperhatikannya, bahkan cowok itu rela tidak membawa ponselnya agar fokusnya selalu terjaga pada Clara. Dan Clara menyukainya. Sikap Argan padanya masih sama seperti dulu walaupun cowok itu lebih pendiam dan juga ketus sekarang.

Sekarang ia tengah duduk di sofa ruang tengah rumah Roy. Menunggu Argan datang menjemputnya untuk hari kedua dimana cowok itu akan menemaninya seharian penuh seperti kemarin. Senyumnya yang terus mengembang bahkan membuat Roy yang melihatnya langsung melirik gadis itu dengan jahil.

"Jalan sama Argan lagi?" Tanya Roy. Cowok itu dengan jahilnya menjawil hidung mancung Clara hingga si empunya mencebik kesal.

"Roy, ish!"

Roy tertawa, "Lucunya kesayangan gue!" Kata cowok itu seraya mencubit gemas pipi Clara.

Kali ini Clara tidak meringis. Gadis itu justru menatap Roy dengan pandangan tak terbaca lalu berkata, "Ara kesayangan Roy, ya? Lalu Larissa itu siapa?"

Kekehan Roy langsung terhenti bersamaan gerakan tangannya yang menjauh dari pipi Clara. Suasana yang tadinya sedikit ramai kini berubah menjadi hening. Roy terlalu terkejut dengan fakta bahwa Clara ternyata sudah tahu tentang Larissa—gadis yang masih berstatus sebagai pacar Roy. Ia pikir saat Clara mengatakan pada Veera jika ia pasti sudah memiliki pacar itu hanya sebuah candaan belaka, tapi ternyata tidak. Tapi, dari mana gadis itu tahu soal ini?

"Sebenarnya Ara tahu soal ini sejak beberapa minggu lalu. Saat Roy berbicara dengan Larissa lewat telpon." Ucapan Clara menjawab pertanyaan Roy.

Selama beberapa saat suasana menjadi hening. Roy yang terus-menerus merutuki kebodohannya dan juga Clara yang merasa ia sudah salah mengambil topik pembicaraan. Tapi ia tidak bisa memendam hal itu lebih lama lagi, itu terlalu membuat pikirannya semakin penasaran dan sedikit melukai hatinya.

"Roy, Ara gak ngelarang kamu pacaran sama siapa aja, karena Ara tahu pasti setelah tiga tahun ini, tanpa Ara di samping kamu sama Argan pasti sudah ada banyak hal yang berubah, termasuk perasaan kamu.... " Lirih Clara.

Roy menyentuh punggung tangan gadis itu lalu menatapnya, "Gak ada yang berubah, Ra. Larissa hanya sebatas kesalahan yang gue perbuat,"

Clara menggelengkan kepalanya, "Terlepas dari dia kesalahan kamu atau bukan, tapi dia tetap pacar kamu 'kan? Dia juga perempuan, Roy. Perempuan itu bukan kesalahan, tapi kamu sendiri yang menganggapnya sebagai sebuah kesalahan. Dia enggak tau apa-apa, jadi jangan menyakiti perasaan dia ya," Kata gadis itu berujar tulus.

"Ara.... Maafin gue, " Ucap Roy lemas seraya merengkuh Clara.

"Tapi, jika kamu sudah lelah dengan semuanya, jangan ragu untuk kembali pada Ara ya. Ara akan selalu ada ditempat yang sama seperti saat ini. Tempat kamu kembali setelah lama menepi di lain hati yang pada akhirnya akan menjadi rumah dimana tempatmu pasti kembali."

Roy menutup matanya dengan tangan yang masih merengkuh gadis itu. Clara terlalu baik. Perasaan gadis itu terlalu tulus padanya, hingga rasanya ia tidak bisa lagi menyakiti Clara dengan semua fakta yang ada. Perasaannya pada gadis itu sudah terbagi dua. Antara Clara atau Larissa. Ia tidak bisa memilih di antara keduanya. Karena itu, walaupun ia telah menemukan Clara, tapi ia tetap mempertahankan Larissa.

Clara benar. Semua yang terjadi tiga tahun belakangan ini tanpa adanya gadis itu benar-benar merubah sedikit tata letak hatinya. Mulai dari posisi Clara hingga perasaannya pada gadis itu. Kehadiran Larissa satu tahun yang lalu seakan mengalihkan kesedihannya karena kehilangan Clara. Gadis yang terang-terangan mengatakan jika ia hanya menyukai Roy karena uangnya benar-benar membuat Roy merasa jika ia berbeda. Ia mengetahui semua tabiat buruk Larissa. Mulai dari kebencian gadis itu pada adik tirinya-Lara, hingga sikap kejamnya pada Lara yang sering kali hanya bisa diam ketika ia melakukannya pun ia juga tahu.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now