73 - Kecurigaan

22.2K 2.5K 823
                                    

Kangen siapa?

Ada yang nungguin?

Posisi pas liat Argan up?

Ini update-an pertama lho di awal tahun, jadi semangat buat yang udah mulai daring dan mungkin ada yang mulai tatap muka?

Ohiya, aku turut berdukacita atas musibah yang banyak menimpa kita akhir-akhir ini🙏 Semoga aku, kalian dan kita semua selalu sehat dan berada dalam lindungan-Nya... Aamiin

Selamat membaca❤
























"Bang Argan gak jadi jemput lo kali, Kak. Tuh, mana dia? Gak dateng-dateng," Argya celingukan mencari kedatangan Argan sambil duduk di atas motornya.

Lara meringis, "lagi di jalan kayaknya. Bentar lagi juga nyampe,"

"Beneran gak mau bareng gue nih, Kak? Mumpung gue free," tawar Argya untuk kesekian kalinya.

Lagi-lagi Lara menggelengkan kepalanya, "enggak deh,"

Lara menggaruk pipinya. Ia tahu Argya memang hanya jahil padanya, tapi sejak ia bertemu dengan Argya di parkiran dan cowok itu mengajaknya bicara, Lara merasa sedikit canggung. Pertama, karena ia memang tidak dekat dengan banyak cowok. Kedua, karena Lara memang merasa tak enak dengan tatapan beberapa murid yang tak sengaja melihat interaksi keduanya.

"Seriusan Kak?" Tanya Argya memastikan, lagi.

Jaka yang melihat tingkah temannya itu langsung menampol kepala Argya dengan tak segan. "Udah, goblok! Orang gak mau masih aja lo paksa. Cari mati amat sama bang Argan,"

Argya mengusap kepalanya dengan delikan tajam, "ini namanya usaha, nyet. Siapa tau Lara ada niat pindah haluan dari bang Argan jadi ke gue,"

"Jangan banyak halu, kang," Cello geleng-geleng kepala di tempatnya.

Sedang di sisi lain ada Diego yang berkacak pinggang, "heran gue lama-lama sama lo, Gya. Orang-orang pengin temenan sama bang Argan supaya aman, lah elo? Udah temenan, masuk calon inti, masih ada niat aja buat kena damprat sama dia karena godain ceweknya,"

"Biarin. Dia kena depak, jangan harap gue tolongin," celetuk Rio sambil memakai helmnya.

Argya mengibaskan tangannya, "bang Argan gak akan depak gue,"

"Pede, nyet?" Ejek Diego.

Dengan kening dagu yang terangkat, cowok itu membalas, "bang Argan bakal depak gue kalo gue gak mau bawain roti jepangnya kemaren. Dia gak bilang bakal depak gue kalo gue godain ceweknya,"

"Goblok!"

Rio, Jaka, Cello, dan Diego menggeleng tidak habis pikir. Walaupun tidak paham lagi dengan tingkah Argya yang luar biasa absurd, tapi mereka memang mengakui nyali besar yang dimiliki oleh cowok itu.

"Udah lama nih, Kak. Bang Argan gak nyampe-nyampe. Gue saranin, mending nebeng sama gue aja," tawar Argya untuk kesekian kalinya.

"Enggak, Argya. Makasih, gue nunggu Argan aja," tolak gadis itu, lagi.

Argya berdecak, "setia amat, sih, Kak. Jangan setia-setia amat lah kalau jadi orang itu,"

"Si anying malah ngajarin yang kagak bener. Kebanyakan gaul sama Romy ini anak," Danu yang mendengar ucapan Argya langsung menendang kaki adik kelasnya itu.

"Nungguin Argan, Ra?" Tanya Danu pada Lara.

Lara mengangguk, "iya, nih. Lagi di jalan katanya,"

ARGAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang