84 - Argan, Lara, Marcell dan Dastan

23.7K 2.6K 1.6K
                                    

Punten, ada yang nungguin?

Up pertama di bulan puasa nich, vote komen nya dong, kurangin sider nya yaaaa

Btw, posisi liat notif?

Baca jam berapa?

Tim gercep apa nanti aja?

Yang lagi menjalankan ibadah puasa, gimana lancar puasanya?

Btw, ini 4,7k kata lebih ya, paling banyakkkkkk dan isinya mungkin bisa sedikit menghibur kalian supaya gak terlalu pusing sama mas 'anjing' yang belum ketauan:v

Sekalian belajar juga:v

Aku ngetik ini part ini sambil senyum-senyum sendiri sih asli😭

Kasih tau aku kalau ada typo atau yang lainnya yaaa, bintang sama komennya juga-! Kangen banget sama kerusuhan kalian soalnya hahahaha

Selamat membaca❤





























"Jalannya gelap," ucap Argan dengan pandangan mengarah pada gang rumah Lara yang terlihat sangat gelap.

Lara yang berdiri disebelah Argan yang masih duduk di atas motornya menganggukkan kepala. "Iya tumben, padahal kemarin masih nyala lampunya,"

"Gue anterin sampe rumah." Putus Argan seraya turun dari motor setelah menaruh helm-nya.

"Motornya gak apa-apa ditinggal gini? Gak takut ada yang ngambil lagi?" Tanya Lara sedikit was-was.

"Tiap gue ke rumah lo, biasanya juga ditaruh disini, sante." Jawabnya teramat santai.

"Sekarang gelap, takut ada yang nyuri gimana? Motor mahal 'kan itu?"

"Kalau ilang, bukan rezeki gue berarti." Lagi-lagi Argan membalas tanpa beban. Bahkan, sebelum Lara sempat beradu argumen lagi, Argan sudah lebih dahulu merangkul bahu Lara. "Udah malem, dingin. Jangan banyak omong,"

Lara mengernyit heran, mau bagaimanapun ia memikirkannya, tapi tetap saja rasanya Lara tidak bisa menemukan korelasi yang tepat di antara kalimat terakhir Argan itu.

"Kalau dingin, mending kamu langsung pulang aja, mandi, selimutan terus tidur," saran Lara sambil berjalan beriringan bersama Argan.

"Gak ada yang kelonin, males."

"HAH? Apa, Gan?! Gimana?" Lara bertanya setengah berteriak untuk menutupi rasa terkejut yang diakibatkan ulah cowok itu.

Tidak tahu mengapa, Argan itu semakin kesini mulutnya semakin menjadi saja. Sangat tidak berakhlak dan juga memberi efek yang sangat buruk bagi kesehatan jantung Lara.

Ngomongnya itu lho... Selalu blak-blakan dan juga tidak kenal situasi dan kondisi lawan bicaranya.

"Lah, kenapa dikasih ke aku jaketnya? Katanya kamu dingin?" Lara kembali mengernyit heran kala Argan memakaikan jaket di kedua bahu kecil milik Lara. Sangat berbanding terbalik sekali dengan Argan yang memiliki bahu lebar, hingga jaket itupun terlihat kebesaran di tubuh Lara.

"Emang dingin." Jawabnya kalem bersamaan dengan tangan yang semakin mempererat rangkulannya.

"Kamu modus." Lara mencibir pelan.

"Bukan." Sanggah cowok itu.

"Terus apa kalau bukan modus coba?"

Bukannya menjawab, Argan justru balik bertanya, "mau liat gue modus?"

ARGAN [END]Where stories live. Discover now