25 - Jebakan

42.5K 3.2K 47
                                    

Argan menatap pria dengan wajah yang hampir serupa dengannya itu dengan datar. Yang ditatap justru menatap balik Argan dengan tatapan yang jauh lebih datar hingga membuat Veera dan Dafa yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas. Lagi-lagi seperti ini.

"Ada apa?" Tanya Anton pada akhirnya karena tidak tahan dengan tatapan Argan yang seperti ingin mengulitinya.

Ada apa? Ayolah! Yang benar saja pria ini! Batin Argan kesal setengah mati.

Bagaimana tidak kesal? Tadi pagi, saat Argan sedang melanjutkan tidurnya setelah menunaikan sholat subuh, Anton dengan seenaknya membangunkannya dan mengatakan mereka akan segera pergi. Argan yang notabene nya tidak suka di ganggu tentu saja langsung protes, tapi memang pada dasarnya sifat Anton tidak ada bedanya dengan Argan, pria itu tidak memperdulikan protesan Argan sama sekali.

Dan di sinilah Argan berakhir sekarang. Di perusahaan besar milik Anton yang berada di ibukota. Ralat, sepertinya bukan sekarang, tapi Argan, Veera, dan Dafa sudah berada di tempat ini hampir selama 5 jam lamanya. Anton menyuruh Argan dan Veera juga keponakannya, Dafa, untuk mulai belajar tentang pekerjaan orangtua mereka yang kebetulan berada di passion yang sama, yaitu bisnis.

Jika diceritakan secara detail tentang silsilah keluarga besar Papanya, Argan akan sedikit takjub tentang fakta yang ada pada mereka. Karena faktanya, Papanya, Antonio Alaska merupakan putra sulung dari tiga bersaudara yang terlahir di keluarga konglomerat. Adik Anton yang pertama bernama Adamark Alaska, ia hanya berbeda satu tahun dari Anton, dan sekarang sedang berada di Dubai bersama anak dan istrinya untuk mengurus bisnisnya. Lalu adik Anton yang terakhir atau putra bungsu dari keluarga Alaska adalah Arsenio Alaska, yang tidak lain adalah Ayah kandung dari Dafa merupakan adik kedua Anton yang berbeda dua tahun darinya. Arsen selalu berpindah-pindah di setiap bulan bahkan tahun untuk mengurus perusahaannya, karena itulah Dafa juga selalu berpindah-pindah sekolah. Tapi kali ini ia akan menetap di Indonesia dan tinggal di rumah Argan untuk menemani kedua sepupunya yang tinggal disana.

Semua keluarga besar Papanya berada pada satu passion yang sama, yaitu bisnis, tetapi dalam bidang yang berbeda. Jadi tidak heran jika keluarga mereka merupakan keluarga konglomerat besar, mengingat jika perusahaan atas nama Alaska sudah memiliki cabang dibanyak negara. Jadi tidak usah heran jika baik Anton maupun Argan sangat suka mengoleksi sesuatu yang mahal, mengingat itu adalah sifat turun temurun dari Kakeknya Argan yang memang sangat suka mengoleksi sebuah barang antik bernilai miliaran dollar.

Dan fakta yang selanjutnya adalah sebenarnya Anton tidak berdarah murni Indonesia. Pria itu berdarah campuran Indonesia-Amerika. Kakeknya Argan merupakan penduduk asli Amerika, sedang Neneknya merupakan asli peri bumi. Tapi hal itu tidak begitu kentara terlihat pada gen Anton, karena pria itu lebih banyak mewarisi gen Indonesia dari sang Bunda, sedangkan sikap tegas, postur tubuh, bentuk wajah, dan sikap workaholic nya ia dapatkan dari sang Ayah. Arsen pun sama seperti Anton, sedang yang banyak mewarisi gen dari Kakeknya itu adalah Adamark, Paman Argan yang sedang berada di Dubai.

Sebenarnya hanya itu saja yang Argan tahu tentang silsilah keluarga Papanya, sisanya ia tidak begitu ingin tahu. Dan yang paling mencolok dari semua itu adalah fakta bahwa mulai dari Kakeknya hingga ketiga putranya itu, semua nama mereka diawali dengan huruf A. Bagi Argan itu cukup menarik, ditambah karena namanya juga di mulai dari huruf yang sama.

Argan menghela nafasnya. Kenapa otaknya malah jadi menjelajah silsilah keluarganya seperti ini?

"Ada apa Argan? Kenapa diam?" Tanya Anton heran. Argan sedari tadi hanya menatapnya kesal, sedangkan saat ditanya, cowok itu hanya diam.

ARGAN [END]On viuen les histories. Descobreix ara