97 - Meet Argan's Mother

23.7K 2.8K 2.8K
                                    

Puntennnn, ada yang nungguin?

Malming niii, ada yang masih on?

Kalau ada, absen dulu siniii-!

Posisi liat notif?

Baca jam berapa?

Reaksi notif Argan muncul?

Absen askot siniii-! Salken aku dari Bogor-!

Pembaca baru or lama?

Tim gercep atau nanti aja?

Part kemaren gimana? Aman?:v

Btw, habis part ini, kita dua part lagi yaaaa... Part selanjutnya End, habis itu Epilog.

Terus btw, aku gak maksa kalian buat suka sama akhir ceritanya atau enggak, tapi yang pasti buat kalian yang mau buat cerita, aku cuma mau ngasih tau, orang pertama yang harus menyukai hasil karyamu itu harus dirimu sendiri, baru orang lain.

Karena kalau kamu suka sama karyamu dan orang lain juga ikut menyukainya, itu bakal jadi kebanggaan tersendiri. Bukan orang lain yang harus menyukainya lebih dulu, baru kamu. Menurut aku itu keliru.

Dan sebenarnya itu juga yang aku alami sekarang. Sedikit mleyot sama beberapa komentar dari kalian karena part kemarin wkwkwk. Tapi, setelah aku pikir baik-baik, gapapa Cit gapapa. Buat kalian yang gak suka, aku mohon maaf, dan buat kalian yang terus baca sampai epilog nanti aku berterimakasih banyak🙏

Udah ah sekian, bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya yaaaa





Selamat membaca❤




















Lara melangkahkan kakinya dengan lemas. Gadis itu langsung memasuki mobil di mana sejak tadi Marcell menungguinya.

"Ra, gimana?" Tanya Marcell yang duduk di kursi kemudi.

Lara menggeleng pelan. Tanpa bisa dicegah lagi, tangis yang sedari tadi ia tahan akhirnya pecah, terdengar sangat keras di dalam mobil yang hanya ditumpangi olehnya dan juga Marcell.

"Udah gue bilang 'kan... " Marcell menghela nafasnya. Sudah ia duga hal ini pasti akan terjadi.

"Gue gak tau bakal sesakit ini... " Lara memukuli dadanya yang terasa sesak.

Ingatan akan perkataan dan juga wajah Argan ketika mengatakannya benar-benar melekat secara sempurna di dalam otaknya. Lara tidak bisa melupakan semua itu.

"Sakit, Ra. Udah, jangan dipukulin," kata Marcell seraya menahan tangan Lara yang terus memukuli dadanya sendiri.

Marcell mencondongkan tubuh, dipeluknya gadis yang berstatus sebagai adik kandungnya itu, lalu mengusap punggung Lara, berusaha menenangkan. Sedangkan Lara yang benar-benar merasa rapuh, hancur, dan sesak hanya bisa terus menangis dipelukan Kakaknya.

"Kenapa lo nangis sekarang? Bukannya ini yang lo mau?" Tanya Marcell.

Lara menggeleng, air matanya terus saja mengalir, "Argan benci sama gue Kak... Dia benci banget sama gue... "

"Dari awal gue udah peringati lo, Ra. Gue tau ini bakal berat untuk lo,"

"Ta-tapi gue gak tau rasanya bakal sesakit ini... Gue sesak liat keadaan Argan dan dengar semua ucapan dia..."

Marcell melepaskan pelukannya. Cowok itu menyentuh kedua bahu Lara agar gadis itu memandangnya. "Bilang sama gue, Argan ngomong apa? Apa perlu gue ngedatengin dia buat memperjelas semuanya?"

ARGAN [END]Where stories live. Discover now