39 - Rencana Membantu Lara

40.2K 3.4K 262
                                    

Lara memundurkan langkahnya bersamaan dengan kedua matanya yang membelalak terkejut bukan main setelah tangannya membuka pintu yang baru saja diketuk seseorang.

"Hallo, Ra!" Sapaan ramah beberapa cowok itu menyadarkan Lara. Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali, barangkali penglihatannya salah. Tapi ternyata benar, matanya masih sangat sehat.

"Siapa, Ra?" Marcell bertanya sembari datang mendekati Lara yang masih berdiri di ambang pintu. Seketika dengusan kesal terdengar dari bibirnya setelah mengetahui siapa yang datang ke sana.

Di depannya berdiri Dafa, Rega, Panji, Romy, Agam, dan Danu dengan  berbagai macam ekspresi di ke-enam wajah cowok itu. Sebenarnya mereka berniat apa sampai datang kemari seperti ini?

"Mau ngapain lo semua?" Tanya Marcell dengan nada tidak suka yang begitu kentara.

"Mau nganterin lo ke RSJ. Pusing gue soalnya lihat lo ada di sekitar Lara terus, kayak benalu," Jawab Romy sengaja.

"Lo mau ngajak gue berantem?" Tantang Marcell kesal. Mereka datang tiba-tiba seperti ini lalu mengatakan itu padanya, siapa yang tidak kesal?

"Gue nyari pacar aja pilih-pilih, apalagi nyari lawan sejenis lo? Lo lebih cocok langsung ditangani Argan atau enggak Dafa. Mau gak lo tangani dia, Daf?" Tanya Romy seraya menoleh pada Dafa.

"Boleh. Atur waktu sama tempat aja," Jawab Dafa dengan jahilnya.

"Gaya lo pilih-pilih pacar. Orang setiap lihat yang cantik sedikit aja langsung lo ajakin pacaran, Rom. Harga diri lo 'kan sudah setipis kertas, sok-sokan mau pilih-pilih pacar," Danu mencibir yang langsung disambut tawa Rega, Panji, Agam, dan Dafa.

"Nyaut ae lo, kecebong! Gue sudah ngomong keren juga!" Romy mendengus.

"Tinggal ngaku kalau lo gak seimbang sama gue apa susahnya, Rom?" Sinis Marcell.

"Oh, jelas gak seimbang. Gue yang player tapi wajah satu, enggak akan seimbang sama lo yang sudah pura-pura baik tapi wajah dua juga pula," Balas Romy.

"Lo kesini memang mau ngajakin gue ribut ya?!" Marcell mencengkram kerah baju Romy yang langsung Romy tepis dengan tangannya.

"Rom, bukan itu tujuan kita kemari." Panji menegur. Memang hanya cowok itu yang bisa mengendalikan suasana yang sudah terasa tegang seperti ini.

"Lebih baik lo semua pergi dari sini, sebelum gue yang seret kalian keluar!" Ancam Marcell

"Kak, biarin aja," Kata Lara berusaha menenangkan Marcell.

"Lo ngusir gue?" Agam tertawa ditempatnya.

Marcell mengangguk, "Bukan hanya lo, tapi teman-teman lo juga!"

Mendengarnya, Agam justru semakin terbahak begitu juga dengan Danu, Romy, Dafa, dan Rega. Sedang Panji masih bertahan dengan sikap tenangnya.

"Wah, gak ada tau-taunya dia, Gam!" Romy tertawa.

Agam terkekeh, "Lo betulan ngusir gue sama teman-teman gue?" Tanya nya lagi memastikan.

"Iya lah!" Kata Marcell tak sabar.

"Lo tahu pemilik rumah sakit ini?" Tanya Agam, memulai kejutan besar untuk Marcell.

"Tahu, dokter Zayn Akbar. Kenapa emang?"

Agam menyeringai, "Dia, bokap gue."

"Enggak usah ngarang lo!" Kata Marcell tidak percaya.

"Kalau lo gak percaya, lo bisa nunjukin muka gue ke setiap staf rumah sakit yang ada disini. Mereka kenal gue dan gue pastikan lo akan langsung bungkam saat itu juga." Balas Agam dengan santainya.

ARGAN [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ