51 - Kejadian di Café

33.6K 3.2K 280
                                    

Kaget aku up cepet? Wkwk

Ayo kita coba challenge lagi.

150 vote + 150 comment = aku langsung up lagi saat itu juga, gimana?

Setuju? Siap?




🍃🍃🍃

Lara mengenggam amplop coklat di tangannya dengan sedikit gemetar. Untuk pertama kalinya ia memegang uang sebanyak itu di dalam hidupnya dan sekarang ia harus membawanya keluar untuk menemui Marcell di Café yang berada tak jauh dari rumah sakit. Ayahnya memaksa agar ia cepat mengganti uang Marcell dan memutuskan cowok itu.

Tringgg!

Suara lonceng yang terdengar bersamaan dengan pintu café yang terbuka membuat beberapa pasang mata langsung menoleh. Seorang laki-laki dengan jaket parka baru saja masuk dengan senyuman tipis yang bertengger di bibirnya. Marcell berjalan ke arah meja yang disebutkan Lara di pesannya tadi. Cowok itu langsung duduk di kursi tepat di hadapan Lara.

"Tumben ngajak gue ketemuan. Disini pula. Ada apa?" Tanya Marcell.

Lara menelan salivanya. Tiba-tiba saja ia merasa tidak enak sekaligus gugup. Gadis itu mengeluarkan amplop berisi uang yang dibawanya lalu menyodorkan di atas meja.

"Ini apa?" Tanya Marcell tak paham.

"Sebelumnya aku mau bilang makasih sama Kakak atas semua bantuannya. Aku juga minta maaf udah banyak ngerepotin kakak selama ini,"

"Bentar-bentar, maksud lo gimana?"

"Aku mau balikin uang yang Kakak pinjamin waktu itu buat biaya operasi Ayah," ucap Lara tanpa basa-basi lagi.

Marcell diam dengan pandangan yang tertuju pada Lara dan amplop yang gadis disodorkan bergantian.

"Lo dapat uang ini dari mana?" Tanya Marcell setelah beberapa saat terdiam.

"Ini dari Ayah. Ayah gak mau punya hutang sama Kakak. Ayah pengin aku cepat gantiin uang yang aku pinjam dari kakak waktu itu."

"Tapi Ra, gue gak berharap lo balikin uang ini. Cara gue emang salah waktu mau minjemin lo uang, tapi gue ikhlas. Gue pengin bantuin lo, tapi waktu ngeliat situasinya waktu itu gue jadi—"

"Kakak jadi berpikir bisa mengambil kesempatan di dalam kesempitan?" Lara memotong cepat.

Marcell mengacak rambutnya.

"Iya, gue akui gue salah. Tapi sebenarnya niat gue bukan itu. Gue cuma pengin lebih dekat sama lo, udah itu doang." Tutur Marcell berusaha membuat Lara mengerti jika ia tidak mempunyai niat buruk pada gadis itu.

"Caranya enggak harus kayak gitu, Kak," ucap Lara dengan helaan nafasnya.

"Terus lo pikir harus kayak gimana?" Tanya Marcell dengan salah satu alis yang terangkat.

Lara memejamkan matanya sebentar. Walaupun Marcell salah dan cowok itu sudah mengakui semuanya tapi tetap saja ia juga harus bisa memahami semua yang Marcell lakukan dari sisi cowok itu.

"Kak, kita 'kan bisa temenan. Gak harus pacaran supaya kakak bisa lebih deket sama aku. Lagipula dari awal kita itu emang teman 'kan?"

"Lo berubah sejak hubungan lo jadi baik sama Argan, Ra. Gue ngerasanya lo itu seakan manfaatin gue disaat lo lagi bermasalah sama Argan. Apalagi lo jadi jarang lagi tegur sapa sama gue bahkan setelah lo resmi jadi pacar gue. Coba gue tanya, apa gue salah kalau berpikir kayak gitu disaat lo lagi deket sama Argan tapi lo justru ngejauh dari gue?" Tanya Marcell.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now