64 - Supermarket

24.4K 2.7K 430
                                    

P for punten:v

Aku gak tau reaksi kalian liat notif Argan setelah hampir 2 bulan ini apa:v tapi intinya, aku mau ganti rugi ya....

Aku bakal main challenge dimana selama seminggu penuh aku bakal up 1 part ARGAN di setiap harinya, gimana?

Tapi ya aku juga butuh bayarannya ahahaha, nah tapi bukan di part ini, melainkan di part selanjutnya wkwk

Gimana? Kangen Argan?

Reaksi kalian liat Argan up?

Tim gercep apa tim nanti aja?

Part ini bakal aku bebaskan dari bayaran karena aku bakal double up beberapa jam lagi, tapi tetap aja aku gak mau banyak sider ya disini....

Kasih tau aku kalau ada typo, soalnya ini belum aku edit secara detail lagi hehe

Selamat membaca❤

















Argan melepaskan helm yang dipakainya bersamaan dengan Lara yang mengulurkan helm yang baru saja cewek itu pakai.

Setelah mencabut kunci motornya, cowok itu langsung menarik tangan Lara kemudian beralih menaruh tangannya di salah satu pundak gadis itu.

"Argan berat ih," Lara menggerakkan bahunya agar tangan cowok itu menjauh dari sana.

Argan langsung menjauhkan tangannya dan membuat Lara menghela nafasnya lega. Walaupun ini bukan pertama kalinya mereka melakukan kontak fisik sentuhan tangan, tapi tetap saja Lara selalu merasa gugup jika Argan memegang tangannya atau bahkan ketika cowok itu mengacak rambutnya.

Damagenya itu lho... Duh.

"Astaghfirullah... " Ucap Lara ketika tangan Argan yang justru berpindah menjadi merangkul lehernya.

Percayalah, menjadi pacarnya Argan membuat Lara bisa merasakan dua hal; pacar sekaligus teman.

Hubungan awal mereka yang memang berawal dari sebuah teman, membuat baik Argan maupun Lara tidak ingin adanya banyak perubahan setelah status mereka kini berganti menjadi seorang pacar. Apalagi Argan yang tidak ingin hanya menjadikan Lara sebagai seorang pacarnya, tetapi juga teman yang tentu saja membuat mereka bisa lebih leluasa dalam berbicara.

Memasuki ruangan yang sangat besar itu, Lara dan Argan langsung disambut oleh udara dingin yang dihasilkan dari mesin pendingin ruangan. Beberapa orang yang refleks menoleh ketika pintu dibuka dan sekarang justru diam-diam mencuri pandang ke arah Argan, membuat Lara mendengus melihatnya.

Melepaskan rangkulan Argan dari bahunya, sekarang Lara berganti menarik tangan cowok itu agar mengikutinya untuk mengambil troli.

"Aku mau beli bahan-bahan dapur, tapi nanti aku bayar sendiri ya." Ujar Lara mewanti-wanti jika saja nanti Argan ingin membayarkan semua belanjaannya.

"Oke." Argan mengangguk tanpa berkomentar.

Lara mengacungkan ibu jarinya. Gadis itu sudah bersiap mendorong troli ketika tangan Argan sudah lebih dulu mengambil alih benda itu. Alhasil yang dilakukan gadis itu sekarang hanya berjalan di samping Argan.

"Gan, enggak malu?" Bisik Lara karena melihat beberapa orang yang diam-diam melirik mereka.

"Enggak." Argan menjawab santai. Cowok itu mendorong troli, dan Lara mengambil bahan-bahan yang dibutuhkannya.

"Kenapa? Kamu gak punya malu?" Tanya Lara lagi.

"Gue pede, bukan gak punya malu," Argan mengoreksi.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now